FAJAR.CO.ID,JAKARTA-- Perayaan Hari Buruh atay May Day yang jatuh tepat pada Jumat (1/5) hari ini terlihat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. May Day yang biasanya diwarnai oleh aksi demonstrasi kaum buruh kini tidak terjadi karena tengah terjadi pandemi Covid-19.
Perayaan May Day kali ini ditanggapi dengan penuh keprihatian oleh mantan news anchor yang kini menggeluti profesi di dunia hiburan, Jeremy Teti. Dia menganggap perayaan Hari Buruh 2020 cukup menyedihkan. Pasalnya, sekitar 2 juta buruh justru terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah virus Korona.
Dalam momentum Hari Buruh, Jeremy berharap pemerintah dapat memberikan perlindungan ekonomi kepada para buruh yang sudah terkena PHK. Pemenang Panasonic Gobel Awards 2014 itu juga meminta pemerintah mengambil peran untuk meminimalkan perusahaan-perusahaan supaya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja kepada para buruh lagi.
“Aku berharap para buruh juga dapat perlindungan dari pemerintah, dapat subsidi. Karena sudah 2 jutaan buruh dirumahkan atau di-PHK sebagai dampak ekonomi dari pandemi Korona,” ungkap Jeremy Teti kepada JawaPos.com, Jumat (1/5).
Dia mengatakan bahwa pemutusan hubungan kerja tidak hanya terjadi di Indonesia. Tapi juga terjadi di sejumlah negara mengingat wabah virus Korona juga terjadi di banyak negara. Untuk para buruh yang masih bekerja, Jeremy berharap mereka dapat melakukan pekerjaannya sebaik mungkin supaya roda ekonomi prusahaan tetap bertumbuh.
“Para buruh yang masih bekerja supaya bekerja dengan baik dan harus persiapkan diri jika perusahaan tempat anda melakukan rasionalisasi atau pengurangan buruh atau PHK lagi,” tuturnya.
Menurut Jeremy, PHK bisa saja terjadi lagi jika pandemi Covid-19 tak kunjung berakhir dan perusahaan kesulitan memutar roda ekonominya. Oleh karena itu, dia pun meminta para buruh untuk berhemat dan menabung dikhawatirkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. “Karena kita belum tahu krisis kesehatan dan krisis ekonomi inikapan akan berakhir,” tandasnya. (jpc)