“Rekrutmen saya memang cukup ekstrim, karena mereka anak-anak jalanan, bertato. Tapi setelah kita tawarkan itu, mereka tertarik, lalu kita bimbing, kita ajak bekerja. Kita kasih tau seperti ini cara budidaya, seperti ini cara pemasaran. Jadi mereka sangat semangat dan sudah berjalan empat tahun-lima tahun ini mereka menikmatinya,” ujarnya.
Saat ini, Bagas dan para petani binaanya mampu menghasilkan 10 ribu – 15 ribu ikat kangkung dan bayam (sekitar 2,5 ton), dengan omset mencapai Rp 15 juta per hari. Pasar utama hasil panen Bagas adalah pasar modern.
“Saya adalah pemasok sayuran di Superindo dan Alfamidi daerah Tangerang. Omzet pemasaran di pasar modern bisa mencapai Rp9 juta per hari. Sedangkan, untuk pasar tradisional omzetnya bisa mencapai sekitar Rp6 juta per hari,” paparnya.
Sedangkan untuk komoditas labu dan melon, rencananya akan dipanen pada H+7 atau H+10 ramadhan. Ia pun berharap masa panen bisa turut dihadiri pihak Kementerian Pertanian. (rls-ilo)