FAJAR.CO.ID, LONDON—Real Madrid mengakhiri dominasi skuat Pep Guardiola pada musim 2011/2012 dengan luar biasa. Bukan saja memenangkan gelar La Liga Santander, namun juga membuat rekor 100 poin dan 121 gol.
Mengalahkan Barca yang ketika itu berada di era emas generasi seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez, dan Andres Iniesta menurut Jose Mourinho rasanya sangat hebat. Mourinho yang kala itu melatih Madrid pun mengklaim itu salah satu momen terpenting dalam kariernya.
“Sangat sulit bagi saya untuk mengatakan apakah itu titik tertinggi atau tidak. Tapi sejak itu, saya yakin itu adalah momen yang sangat penting karena datang dalam periode dominasi khusus untuk Barcelona,” kata Mourinho dalam wawancara khusus MARCA.
“Mengakhiri dominasi Barcelona dan melakukannya dengan meraih rekor jumlah poin dan rekor gol seperti itu membuatnya semakin menarik dan penting karena kami melakukannya dengan cara sebaik mungkin. Bukan hanya kami memenangkan La Liga, kami melakukannya dengan cara yang membuat sejarah,” lanjutnya.
Pelatih berpaspor Portugal itu menyebut kunci sukses mereka tahun itu adalah taktik dan kualitas pemain yang cocok. “Saya pikir itu mendasar bahwa kami dapat menemukan cara bermain kami yang adalah yang terbaik. Kami membangun identitas permainan yang sangat cocok dengan kondisi dan kualitas para pemain,” jelasnya.
“Tentu saja, bakat luar biasa dari semua pemain hebat itu dan pemahaman di antara mereka di setiap pertandingan adalah kuncinya, itu adalah hal yang paling penting bagi saya. Semua orang sangat bersatu dan terhubung oleh ambisi besar untuk menjadi juara,” sambung Mourinho.
Di atas segalanya, Mourinho menyebut timnya ketika itu solid dan tanpa celah. “Kualitas sepakbola yang hebat dikombinasikan dengan motivasi maksimum hanya dapat menghasilkan tim yang hebat. Itulah kami,” jelasnya.
Ditanya tentang El Clasico di Camp Nou pada Matchday 26 di mana Madrid mengalahkan Barcelona dengan skor 2-1 untuk akhirnya memastikan gelar LaLiga, The Special One menyebut itu kenangan indah. Saat itu, Madrid hanya membutuhkan hasil imbang namun kemudian bisa pulang dengan kemenangan.
“Itu adalah kenangan indah. Kami menyiapkan pertandingan itu di Camp Nou dengan baik. Saya berulang kali berkata kepada para pemain saya, 'Kami akan memenangkan pertandingan ini, kami akan memenangkannya'. Mereka memiliki emosi dan, terutama, tekanan. Mereka bermain di kandang dan kami akan membunuh mereka saat transisi,” bebernya.
“Kami memiliki identitas bermain yang sangat jelas. Kami selalu terorganisir dengan sangat baik di atas hal-hal lain di lapangan dan semua orang tahu persis apa yang harus mereka lakukan. Ada juga banyak disiplin dan organisasi di balik permainan tim itu. Dan kami mampu membuat transisi yang sangat eksplosif, cepat dan langsung menuju tujuan dengan koneksi yang hampir tak terbendung,” tegasnya.
Menurut Mourinho, skuatnya saat itu adalah sekumpulan pemain hebat yang bermain seperti tim sejati. Pada akhirnya, itulah kunci segalanya. Bukan sekadar Cristiano Ronaldo yang saat itu diklaim sebagai pemain paling menentukan di tim Real Madrid.
“Saya tidak suka berbicara tentang individu, bukan Cristiano, bukan siapa pun. Setiap pemain sangat penting karena masing-masing dari mereka memiliki peran yang sangat jelas dalam tim. Mereka semua ingin memenangkan pertandingan, trofi dan mereka semua tahu bahwa itu penting karena mereka melihat bahwa mereka berkontribusi untuk mencapai tujuan itu,” jelasnya.
Di luar sukses menaklukkan Barca dalam persaingan gelar, Mourinho memiliki kekecewaan besar karena tidak mampu mengalahkan Bayern Munich melalui adu penalti di semi final Liga Champions. Bagi Mourinho, mereka sangat kuat saat itu dan mestinya bisa menang. “Betul. Musim itu, Real Madrid adalah tim terbaik di Spanyol dan juga yang terbaik di Eropa. Itu sebabnya sangat sulit bagi kami,” kata Mourinho. (amr)