FAJAR.CO.ID-- Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pada Senin (4/5) mengatakan bahwa sebuah aplikasi untuk melacak Corona (Covid-19) akan mulai diuji coba pada Selasa (5/5) di Isle of Wight saat 288 pasien Covid-19 lainnya dilaporkan meninggal di Inggris.
Memimpin konferensi pers harian di Downing Street, Hancock mengimbau masyarakat yang tinggal di pulau itu untuk mengunduh aplikasi pelacak kontak dari Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS) tersebut yang rencananya akan diluncurkan secara lebih luas di Inggris pada akhir Mei.
Dengan mengunduh aplikasi itu, warga akan dapat melindungi diri sendiri dan seluruh masyarakat, kata Hancock kepada wartawan.
Diungkapkan sang menteri, sebagian besar penduduk yang merupakan warga lanjut usia dan jumlah pengguna smartphone yang relatif lebih rendah di Isle of Wight menjadi salah satu alasan pulau itu dipilih sebagai lokasi uji coba. Hal ini dinilai dapat memungkinkan pemerintah mempelajari “sebanyak mungkin tantangan” dalam meluncurkan aplikasi tersebut secara nasional.
Pemerintah berharap dapat meluncurkan aplikasi pelacak kontak itu di seluruh negeri pada “pertengahan bulan ini,” ungkap Hancock.
Dalam konferensi pers yang sama, Hancock juga mengumumkan bahwa ada penambahan korban meninggal sebanyak 288 orang di Inggris, sehingga total kematian terkait coronavirus di negara itu menjadi 28.734.
Angka tersebut mencakup seluruh korban meninggal di berbagai ruang lingkup, seperti rumah sakit, panti jompo, dan lingkungan permukiman yang lebih luas.
Menurut Hancock, angka itu menandai rekor terendah dalam jumlah kematian harian sejak akhir Maret, meski kurva penambahan kasus meninggal per hari setelah akhir pekan cenderung melandai dibanding hari-hari di pekan sebelumnya.
Pada Senin yang sama, Perdana Menteri Boris Johnson meminta negara-negara lain untuk meningkatkan upaya mereka dan bekerja sama dalam apa yang dia sebut sebagai “upaya bersama paling mendesak dalam kehidupan saat ini.” Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela Coronavirus Global Response International Pledging Conference, konferensi penggalangan dana Covid-19, yang digelar secara virtual.
Johnson juga mengonfirmasi komitmen negaranya untuk mengalokasikan 388 juta poundsterling (1 poundsterling = Rp18.807) bagi penelitian vaksin, pengujian, dan perawatan pasien Covid-19, yang merupakan bagian dari total bantuan dana Inggris senilai 744 juta poundsterling untuk membantu mengakhiri pandemi dan mendukung ekonomi global. (JPC)