FAJAR.CO.ID,SURABAYA-- Aroma persaingan dan aksi saling sindir antara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berhasil diendus masyarakat.
Sepekan terakhir di media sosial Twitter ramai membahas rivalitas kedua pemimpin perempuan ini terkhusus dalam penanganan Covid-19 di daerah yang dipimpinnya.
Salah kasus yang menonjol seolah adanya persaingan popularitas diantara keduanya adalah ketika Risma menempatkan petugas sterilisasi di 19 titik pintu masuk Surabaya.
Khofifah diduga menyindir Risma dengan menyebut Pemkot Surabaya menerapkan PSBB tanpa koordinasi dengan Pemprov Jatim. Khofifah merasa 'dilangkahi' Risma. Bahkan Khofifah menganggap hal itu bukan urusan sederhana.
Atas sindiran Gubernur, Risma kemudian menarik petugas sterilisasi di 19 pintu masuk Surabaya. Alhasil terjadilah peluang impor wabah dari daerah lain maupun dari luar negeri ke Surabaya.
Lucunya, setelah Risma menarik petugas sterilisasi tersebut Pemprov Jatim bekerjasama dengan Polda Jatim justru meniru apa yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya yang sebelumnya disindir oleh Gubernur Khofifah itu.
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti menyebut beda pendapat Khofifah-Risma adalah hal biasa terjadi antar pemimpin atau pejabat.
Tokoh Jawa Timur itu tak menampik adanya persaingan antar kedua pemimpin wanita itu. Yang terpenting baginya Khofifah-Risma punya niat yang sama untuk kebaikan.
"Saya pikir itu biasa beda pendapat yang penting bagi saya beliau-beliau punya niat yang sama untuk kebaikan," tutur La Nyalla melalui pesan WhatsApp dengan Fajar.co.id, Kamis (7/5/2020).