Riset LSI Denny JA, Belum Ada Efek Istimewa Pemberlakuan PSBB

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang sudah diterapkan di 18 wilayah Indonesia, terlihat belum maksimal. Pernyataan itu muncul dari riset Lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Peneliti senior LSI Dennya JA, Ardian Sopa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta mengatakan, secara umum, PSBB belum bisa memberi efek kategori sangat bagus (A) atau istimewa, yaitu efek yang secara grafik menunjukkan penurunan sangat drastis kasus baru.

“Seluruh komponen masyarakat dan pemerintah daerah harus lebih maksimal menerapkan PSBB. Jika tidak, situasi ini akan memperpanjang masa pemulihan di Indonesia,” kata Ardian.

Diketahui, tiga sumber data yang digunakan pada survei LSI Denny JA kali ini adalah Data Gugus Tugas, Data Worldometer, dan data WHO yang dilakukan dari awal Maret hingga 6 Mei 2020.

Ardian mengatakan, Indonesia dapat mencontoh sukses di dunia, yaitu efek kategori A (istimewa) terjadi pada empat negara Korea Selatan, Jerman, Australia dan Selandia Baru. Dari grafik rentang satu sampai dua bulan, pada empat negara itu terlihat puncak pandemik Covid-19 sudah terlewati, sehingga kasus baru menurun secara sangat drastis.

Ardian juga menuturkan, demi kepentingan analisis, LSI Denny JA juga menyusun efek PSBB dalam empat kategori. Kategori ini dibedakan dengan melihat kasus baru harian (sekali lagi kasus harian) antara sebelum dan sesudah diterapkannya PSBB. Data LSI Denny JA, belum ada satupun wilayah yang saat ini menerapkan PSBB masuk ke dalam tipologi A (istimewa).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan