Jelang Kemarau, Kementan Dorong Pengembangan Pangan Lokal

  • Bagikan
Foto: IST

Agung menggarisbawahi bahwa, yang dimaksud pangan lokal tidak terbatas pada komoditas pangan tertentu. Pangan lokal menurut Agung adalah, semua komoditas pangan yang ditanam atau diproduksi di dalam negeri.

“Pangan lokal tidak terbatas sagu singkong, semua produksi pangan dari dalam negeri itu pangan lokal, sayuran, buah-buahan, dan lainnya. Kita makan pangan yang kita hasilkan sendiri. Lupakan impor, kembalilah ke pangan lokal kita,” ujar Agung.

Ditambahkan Agung, kondisi pandemi saat ini, masyarakat harus mampu menyediakan pangan sendiri, harus mampu memproduksi sendiri, karena kecenderungan setiap negara mengutamakan kebutuhan pangan dalam negeri.

“Kekuatan ketahanan pangan menghadapi kondisi pandemi dan kekeringan mendatang, terletak di ketahanan pangan keluarga, karena itu kita dorong masyarakat untuk mampu memproduksi pangan sendiri dari pekarangan mereka,” pungkas Agung.

Karena itu, Kementan juga memfasilitasi program family farming (pertanian keluarga) yang tujuannya selain untuk menggerakkan ekonomi, juga agar masyarakat mampu menyediakan pangannya sendiri.

"Lalu ada program family farming, pekarangan pangan, kenapa itu kita lakukan, sekarang kita tau pandemi COVID-19 ini banyak orang nganggur, orang ga bisa pulang kampung nganggur, oleh karena itu kita bantu dengan kegiatan family farming, pemanfaatan pekarangan pangan, kita berikan bantuan modal untuk mereka menggerakkan ekonomi, paling tidak mereka mampu menyediakan pangannya untuk dirinya," jelas Agung.

Agung pun optimis bila seluruh upaya itu berjalan mulus, maka stok pangan di Indonesia akan aman sampai Februari 2021 mendatang. "Dengan berbagai strategi tadi Insyaallah kita aman sampai Desember bahkan Februari (2021) kalau ini semua berjalan sesuai dengan yang kita harapkan," pungkasnya. (rls)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan