Adiah belum bisa mengonfirmasi apakah ada penyakit penyerta yang memperparah kondisi Ari selama menjalani perawatan isolasi. Sebab, Ari memang tidak sejak awal dirawat di RSAL.
”Riwayat kesehatan secara detail belum bisa kami pastikan. Juga riwayat almarhumah sebelum dirujuk ke sini bagaimana, kami kurang tahu. Yang jelas, dia dirawat di RS Royal sejak 8 Mei, dirujuk ke RSAL tanggal 15, dan meninggal kemarin,” jelasnya.
Pemkot Surabaya menyampaikan belasungkawa atas wafatnya perawat Ari Puspita Sari kemarin. Kejadian tersebut harus menjadi cambuk keras bagi masyarakat untuk tidak menyepelekan Covid-19. Tetap tinggal di rumah, menjaga jarak aman, hingga mengenakan masker bila sangat terpaksa keluar dari rumah.
Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita sudah menyampaikan duka yang mendalam kepada keluarga perawat tersebut. Ada rencana dari pemkot untuk melakukan tes swab kepada keluarga inti perawat itu untuk memastikan kondisi mereka.
Namun, tentu menunggu kondisi keluarga tersebut benar-benar siap. Lantaran masih berduka, pemkot tidak akan memaksa untuk segera tes swab. ”Suami sehat. Akan ada tes swab besok bila berkenan,” terang Feni, sapaan akrab Febria Rachmanita.
Dengan wafatnya perawat Ari, total ada tiga tenaga medis di Surabaya yang meninggal dunia karena Covid-19. Sebelumnya, ada perawat senior di RS Siloam Surabaya Hastuti Yulistiorini pada pertengahan April lalu. Ada pula dr Berkatnu Indrawan Janguk yang bertugas di RSUD dr M. Soewandhie pada 27 April. (jpc/fajar)