Ke empat desa tersebut masuk dalam kegiatan IPDMIP tahun 2019 dan telah melaksanakan kegiatan Sekolah Lapang (Farmer Field School) Budidaya Padi Rawa Lebak.
“Kita berharap terjadi transfer knowledge dari ketua kelompok tani peserta Sekolah Lapang Budidaya Padi Rawa Lebak ke anggota kelompok/petani lainnya. Sehingga, ketua kelompok tani bisa ikut membantu para penyuluh melaksanakan program utama Kementerian Pertanian untuk support program Kostratani,” ujar Sunarno.
Ketua Gapoktan Usaha Bersama dari Desa Durian Gadis Nang Otok, yang juga salah satu alumni perserta Sekolah Lapang Budidaya Padi Rawa Lebak, mengatakan siap menerapkan ilmunya. Ia juga akan mengajak kelompok taninya untuk menerapkan penggunaan benih unggul berlabel.
Serta melakukan pengolahan tanah dengan menggunakan hand tracktor sebanyak 2 kali dan penggunaan pupuk berimbang serta memanfaatkan pompa untuk mengantisipasi kekeringan dengan mengambil dari aliran sungai Kali Padang.
Semangat Kostratani Rambutan ini sangat diapresiasi oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
“Kostratani telah mampu meyakinkan para petani melalui kegiatan Sekolah lapang Budidaya Padi Rawa Lebak dan para petani terus menanam padi. Pertanian tidak boleh berhenti. Teruslah menanam,” tutur Dedi.
Percepatan tanam ASEP 2020 yang dilakuan Kostratani Rambutan, sejalan dengan seruan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. “Kementerian Pertanian harus terus memperkuat sektor pertanian, tidak hanya dalam masa pandemi Covid-19 namun juga hingga pasca pandemi Covid-19 salah satunya dengan mendorong percepatan tanam melalui Komando Strategis Pembanguan Pertanian yang ada di kecamatan (Kostratani),” kata Mentan SYL. (rls)