FAJAR.CO.ID, JENEPONTO -- Peristiwa pertumpahan darah di Kabupaten Jeneponto sempat heboh. Oknum aparat TNI dan polisi bersitegang.
Oknum polisi bernama Bripka Herman menembak kaki Serda Hasanuddin. Penembakan terjadi karena Serda Hasanuddin berselingkuh dengan istri Bripka Herman, Hasmiati, di rumahnya, Kecamatan Binamu pada Kamis (14/5/2020) lalu.
Setelah mendapat luka tembakan, Serda Hasanuddin pun dirawat di RS Plamonia, Kota Makassar. Sampai hari ini, Kamis (21/5/2020) masih dirawat di rumah sakit tersebut.
Dandim 1425 Jeneponto, Letkol Inf Irfan Amir enggan bicara banyak soal kasus tersebut dan memberikan sanksi kepada bawahannya itu.
"Dia (Serda Hasanuddin) belum pulang. Kondisinya masih dirawat intensif di rumah sakit. Mohon doanya, semoga diberikan kesembuhan seperti sedia kala," katanya, saat dikonfirmasi.
Sementara pelaku, Bripka Herman telah diamankan di Polda Sulsel beserta barang bukti senjata api jenis revolver yang ia gunakan menembak Serda Hasanuddin dan istrinya sendiri, Hasmiati.
Dalam penembakan itu, Polda Sulsel menyatakan, insiden tersebut murni karena permasalahan pribadi. Tidak ada sangkut paut dengan institusi TNI dan Polri, yang sampai saat ini tetap solid menjaga keutuhan NKRI.
"Sedang diproses (pelaku) dengan tetap berkoordinasi dengan Pom TNI. Karena kedua korban belum bisa diperiksa," pungkas Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Ibrahim Tompo, beberapa waktu lalu. (Ishak/fajar)