“Saya
merekomendasikan kepada seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) agar melakukan
sosialisasi kepada petani untuk menanam refugia pada komoditas hortikultura.
Manfaatnya sudah dapat dibuktikan. Oleh karena itu, diharapkan bantuan para
petugas Pengendali OPT (POPT) di lapangan untuk dapat mengawal petani menanam
refugia,” jelas direktur yang biasa disapa Yanti ini dalam wawancara tertulis,
Kamis (21/5).
Gayung bersambut. Saat ini cukup banyak kelompok tani sayuran dan buah yang
menanam refugia. POPT bersama petani menyatakan bahwa penanaman refugia cukup
membantu mengurangi serangan OPT. Kelompok Tani Rukun asal Kecamatan Karang
Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta baru-baru ini memberikan testomoninya.
“Refugia sangat bermanfaat bagi petani karena untuk singgah musuh alami hama
dan dampaknya sangat nyata. Penggunaan pestisida juga menjadi sangat
berkurang,” ujar Janu saat ditemui di lahannya.
Dirinya juga menyatakan bahwa umbi bawang merahnya bagus selama menggunakan
refugia. “Saat ini tanaman sudah berusia 58 hari. Rencananya, habis lebaran
akan kami panen,” lanjutnya.
Langkah ini menunjukkan adanya optimisme bahwa manfaat refugia semakin terasa.
Dengan mengorbankan sedikit lahan untuk ditanami refugia, diharapkan serangan
OPT dan penggunaan pestisida kimia sintetik benar-benar dapat diturunkan. (rls)
Refugia: Cantik Alami, Lindungi Pertanian Ramah Lingkungan
