FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Moch Duvri (52) lama tak muncul. Dia adalah seorang penghuni indekos di Jalan Baitul Rahman, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Beberapa hari warga di sekitarnya heran, ke manakah Duvri.
Minggu, (31/5/2020) sekitar pukul 11.25 Wita, saksi bernama Heri (45) mencium aroma yang tidak sedap. Berkali-kali dia mencari sumber aroma itu, namun tak kunjung ketemu. Bahkan di sela-sela kamarnya pun tidak ditemukan aroma tesebut.
Heri bahkan mengadu ke pemilik indekosnya, bernama Irsan. Saat ia datang dan ikut mencari sumber aroma itu, dia melihat ada air yang menetes. Air itu bukan bekas jemuran, ataupun air bekas pendingin udara (AC).
Tetesan air itu tampak mencurigakan. Aroma air itupun sama dengan aroma busuk yang ia cium bersama penghuni rumah indekosnya itu. Heri kembali masuk ke kamarnya, dan membuka jendela.
Dari jendela, dia melihat sesuatu. Rupanya, Duvri ditemukan tewas di dalam kamarnya. Berkali-kali Heri memanggil Devri namun tidak direspon. Setelah di cek, rupanya dia telah meninggal dunia.
"Terlihat dari jendela kamar kost, korban diduga meninggal sejak tiga hari yang lalu," kata Kasi Humas Polsek Panakkukang, Bripka Ahmad Halim saat dikonfirmasi, Senin (1/6/2020).
Heri dan Iksan tak tinggal diam melihat Duvri yang sudah terbujur kaku di kamarnya. Mereka langsung menghubungi aparat kepolisian Polsek Panakkukang. Tak berselang lama, petugas pun datang dengan baju hazmat. Petugas juga memanggil tim identifikasi dan Dokkes dari RS Bahayangkara, Kota Makassar.
Soal penyebab kematian Duvri yang diduga sudah tiga hari itu, masih diselidiki oleh petugas. Namun beberapa saksi diperiksa pada saat itu juga. Namun belum ada yang menjawab penyebab kematian warga kelahiran 19 September 1962 itu.
"Di lokasi telah kami barang bukti milik korban berupa ponsel, korek gas, pipet, botol, dan sebuah obat merk Stop Cold," tambah Bripka Ahmad. (ishak/fajar)
