Ia meminta pihak Pertamina tidak tinggal diam. Sebab jenis minyak yang tumpah merupakan jenis minyak berat yang jika tidak ditangani secara serius gumpalan pasir bercampur minyak mentah akan terus melengket di tembok pembatas dan menggenangi sepanjang pantai. ‘’Jika tidak ditangani secara serius dampak tumpahan minyak ini akan merusak lingkungan. Coba lihat warna air di sini, masih berwarna hitam,” kata Reza Ali.
Ia mengaku pihak Pertamina seakan lepas tangan. Alasannya aktivitas pembersihan dilakukan seadanya. Itupun hanya tiga hari. Setelah itu tak ada lagi aktivitas pembersihan. Sejumlah komunitas perenang laut mengaku akan menggugat pihak terkait jika masalah pencemaran laut ini diabaikan.
Mereka sepakat bahwa pencemaran lingkungan harus disikapi serius. Salah satu komunitas perenang, Suardi mengaku tiga kali seminggu di akhir pekan berenang di sekitar Ombak Cafe, Kayangan dan Gusung. Namun sejak kejadian tumpahan minyak ini, agenda mereka terdampak. (nur)