FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pasar tradisional identik dengan kumuh dan semrawut. Tak terkecuali pada dua pasar andalan Kota Makassar, Terong dan Pabaeng-baeng.
Sesuai arahan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, PJ Wali Kota Makassar, Yusran Junus di masa kepemimpinannya, ia ingin pasar di Kota Daeng tertata. Terutama di Terong dan Pabaeng-baeng untuk dijadikan contoh. Terutama persoalan kemacetan di depan pasar.
Menurut Yusran, mengatur pasar tidak terlalu sulit. Asal konsisten dan ketat melakukan pengawasan. "Kami sudah berkoordinasi dengan PD Pasar. Mekanisme penataannya sudah disiapkan. Pasti bisa," ujar Yusran, Jumat (5/6/2020).
Penataan pada kedua pasar tersebut minimal terlihat rapi dan tertata. "Apalagi kan posisinya berada di jalan poros. Jadi kita mesti ubah wajahnya menjadi lebih baik dan bebas macet," lanjut Guru Besar Kehutanan Unhas tersebut.
Direktur Operasional Perusahaan Daerah (PD) Pasar Raya Makassar, Saharuddin Ridwan menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan program penataan. Pada Rabu (3/6/2020), kepala pasar dan tim pengelolaan PD Pasar mendata jumlah pedagang yang menempati area di atas drainase jalan Terong sebanyak 201 pedagang.
"Tim kami sudah cek ketersediaan tempat di pelataran di dalam area Pasar Terong baru tersedia kurang lebih 150-an lapak. Kekurangan lapak untuk menampung pedagang jalan Terong hari ini tim kami akan turun lagi," bebernya.
Selanjutnya, untuk pedagang cakar di Jalan Sawi atau berbatasan kanal, bisa dinaikkan ke lantai 1 gedung Pasar Terong. "Saran perlu ada rapat koordinasi Forkopimda dan pemkot membahas ini karena akan ada dampak sosial yang bisa timbul dari pedagang," ujarnya.