"Balai Besa Penelitian Pengembangan Pascapanen membuka diri bagi siapapun yang ingin belajar. Silakan datang, kami siap sharing hasil-hasil penelitian kami," pungkasnya.
Saat mengunjungi lahan, Bupati Tegal Umi Azizah mengatakan bahwa fluktuasi harga cabai segar memang menjadi PR yang tiada hentinya. Utamanya saat pandemi Covid 19 di mana banyak horeka yang tidak beroperasi termasuk penerapan PSBB yang mempersulit distribusi cabai.
"Meskipun demikian, hal ini tidak akan menyurutkan semangat tanam para petani. Petani memiliki mental pejuang. Ketika harga hari ini turun, petani tetap semangat dengan keyakinan di masa depan harga akan membaik," ujarnya.
Penyelenggaraan bimtek olahan cabai online yang menyedot perhatian hampir 1200 peserta yang menginput daftar absensi dan dengan angka tertinggi di ruang virtual sebanyak hampir 800 node ini membuktikan besarnya animo masyarakat, pengusaha, penyuluh, dan petani untuk mengembangkan bisnis cabai olahan.
"Saya kira pasarnya luas ya, tidak hanya ibu - ibu muda. Jaman sekarang orang lebih suka yang praktis. Ini prospek bisnis menjanjikan," tambahnya.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Bambang Sugiharto selanjutnya mengatakan bahwa sisi pengembangan olahan cabai adalah salah satu perhatian Kementerian Pertanian.
"Kami siap mendampingi dari sisi bimteknya termasuk stimulan kelengkapan usahanya. Petani dapat berkomunikasi dengan dinas pertanian setempat. Poin pentingnya adalah komitmen petani untuk terus berproduksi. Jangan sampai nanti permintaan banyak, produksinya turun atau barangnya tidak ada karena petani berganti komoditas. Jadi ayo bertani karena bertani itu keren," jelas Bambang.