Lebih lanjut Amdi mengungkapkan bahwa penanaman manggis di sekitar pohon karet dapat mengurangi tingkat kematian pohon manggis yang baru, dibandingkan menanam manggis langsung di hamparan kosong.
"Karena pohon karet berfungsi sebagai naungan, membuat intensitas cahaya matahari ke tanah turun, suhu turun, dan kelembapan terjaga," ungkapnya.
Selama ini Amdi mengaku telah melakukan pembinaan kepada petani muda Margodi. Mulai melakukan pola tanam yang sama di Desa Batu Sangkar.
Saat ini tanaman manggisnya sudah berumur 1,5 tahun ditanam di kebun karet yang usia pohonnya sudah 15 tahun. Sudah ada 4 lokasi yang menerapkan polikultur dengan karet, 2 di desa muarobodi dan 2 di desa batu sangkar.
"Selain polikultur dengan karet, manggis ditanam juga dengan jeruk nipis mauoun jeruk purut. Polikultur dengan jeruk juga bisa menguntungkan karena bisa mendapatkan hasil harian dari daun jeruk purut" ungkapnya.
"Kemudian bulanan dari buah jeruk nipis dan tahunan dari buah manggis," jelas dia.
Dikonfirmasi terpisah, Liferdi Lukman, Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian mengaku sangat senang dengan upaya Amdi tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi dari apa yag dilakukan oleh Pak Amdi ini. Lahan terbatas bukan menjadi kendala untuk melakukan pengembangan buah-buahan”, kata Liferdi.
Pria asal minang ini menjelaskan bahwa penanaman buah dengan sistem tumpangsari atau polikultur memiliki keuntungan. Diantaranya adalah efisiensi lahan dan biaya produksi, panen dapat dilakukan secara berkala bahkan bisa meningkatkan produktivitas tanaman jika diterapkan dengan benar.