FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar kini membatasi penggunaan rapid test bagi masyarakat. Pemkot kini tak lagi menggelar rapid test massal seperti yang dilakukan untuk pedagang di pasar, ojol, dan tukang parkir.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin menuturkan, Pemkot kini tak sembarangan merapid orang-orang, dan kini lebih fokus kepada masyarakat yang pernah kontak langsung dengan pasien positif covid-19.
"Itu yang kita rapid yang punya kontak kasus ada yang positif, itu yang kita rapid, itu yang kita prioritaskan, bukan yang lain," kata Naisyah, Minggu (21/6/2020).
Menurut Naisyah, Pemkot bisa saja menggratiskan rapid test di puskesmas, apabila orang tersebut pernah kontak langsung kasus pasien positif sebelumnya. Karena peruntukan rapid harus untuk tujuan sasaran yang jelas.
"Kami berhitung ke belakang, jadi yang ada itu dan yang harus dites harus betul-betul sasarannya. Kita kan tidak mau sampai ada konfirmasi positif kita tidak bisa bikin apa apa (rapid kosong)," jelasnya.
Bahkan, kata Naisyah, orang-orang yang bergejala sekali pun tak langsung dirapid, harus diperiksa dulu riwayat kontaknya dengan siapa saja.
"Tapi kalau kau datang beringus-beringus bagaimana caranya (dirapid). Pokoknya dia anamnesa dulu gejala-gejalanya bagaimana, ada tidak hubungannya dengan itu (covid), masa semua orang datang beringus datang pergi dirapid,"
Naisyah menambahkan, jika masyarakat ingin memeriksa diri bisa datang langsung ke pihak pihak penyedia layanan rapid seperti pihak swasta."Banyak swasta yang melayani, di laboratorium swasta," tutupnya. (ikbal/fajar)