FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Massa yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni (PA) 212, GNPF-Ulama, dan sejumlah ormas Islam menggelar aksi bertajuk “Aksi Selamatkan NKRI & Pancasila Dari Komunisme”, Rabu kemarin (24/6/2020).
Dalam demo tersebut, berbagai yel disuarakan peserta demo. Terdengar orator meneriakkan yel-yel ‘Ganyang PKI’. Mereka memprotes pemerintah dan anggota DPR yang tetap akan membahas RUU HIP. RUU tersebut dianggap menghidupkan lagi Komunisme di Indonesia.
Hanya saja, aksi demo di tengah mewabahnya virus corona ini mendapat sorotan dari berbagai kalangan.
Politisi Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyebutkan aksi yang dilakukan seribuan orang tersebut dengan menolak RUU HIP hingga menuntut Presiden Jokowi Mundur adalah hal yang lucu.
"Kalau karena Seribuan orang demo trus menuntut Sidang Istimewa dan MPR melakukan, maka tiap minggu akan ada Sidang Istimewa penggantian presiden," tulisnya di akun Twitter pribadinya.
"Lagi pula anti Pancasila, intoleran, tiba2 Pancasilais itu ibarat Banci mengaku hamil.!.!," lanjutnya disertai meme wajah dengan air mata bahagia.
Sebelumnya, Ketua GNPF-Ulama Yusuf Martak membeberkan alasan melakukan aksi demo meski pandemi Covid-19, karena DPR tetap membahas RUU HIP.
“Kenapa kami masih berkumpul saat COVID masih tinggi? Karena mereka (DPR) mengerjakan (RUU HIP) ketika COVID, kalau kita tunggu sampai COVID selesai ya, sudah selesai semua,” ujar Yusuf Martak di atas mobil komando, Rabu (24/6).
Yusuf Martak dalam orasinya ingin bertemu Ketua DPR Puan Maharani dan meminta pembahasan RUU HIP dibatalkan.