Keberhasilan membuat pertemuan Saudagar Bugis hingga dikenal di pentas nasional, membuat sosok JK mulai diperhitungkan di pentas nasional, sebagai pengusaha otomotif yang sukses juga memiliki posisi pentingdi profesi organisasi dunia usaha -- Kadin. Waktu itu pula posisi Kadin sangat penting; setiap kebijakan pemerintah bidang ekonomi senantiasa minta pertimbangan organisasi ini. Dari sini pula cikal bakal JK mulaidekat dengan kalangan istana. Pada zaman Presiden Soeharto, dia diberi posisi sebagai menteri. Setelah Soeharto lengser, lagi-lagi saat tahun 2000 Presiden Gusdur mengangkatnya sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan.
Tak hanya unggul di bidang profesi, tapi juga JK unggul di bidang diplomasi. Saat pemerintahan Presiden Megawati, JK kembali terpilih sebagai Menko Kesra. Dari sinilah JK berhasil menyelesaikan pelbagai persoalan sosial seperti pertikaian di Aceh yang berlarut-larut. Hasilnya, kini di bumi rencong tersebut, masyarakat sudah bisa hidup damai. Begitu pula menyelesaikan konflik di Maluku, saat ini masyarakat di daerah
tersebut sudah saling merangkul membangun daerahnya tanpa melihat perbedaan suku, ras, dan agama. Tidaklah heran bila JK mendapat gelar Bapak Perdamaian.
Keahlian JK di pelbagai bidang, membuat Soesilo Bambang Yudhoyono tertarik untuk berpasangan pada Pilpres 2005. Di sinilah nama JK kembali meroket. Pelbagai persoalan diatasinya. Masalah ekonomi seperti dampak kenaikan BBM pun dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada gejolak.
Karier politik JK bermula saat dirinya menjabat ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) cabang Sulawesi Selatan pada 1960-1964. Berlanjut menjadi ketua HMI cabang Makassar pada 1965-1966. Tak puas sampai
di sana, pada 1967-1969 JK menjadi ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanudin dilanjutkan sebagai ketua Dewan Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) pada 1967-1969.