FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam mengatakan, ungkapan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno saat mengatakan "reshuffle tidak lagi relevan" guna menanggapi adanya rumor reshuffle menunjukkan kegalauan.
Dari gestur tubuh dan gerakannya, kata Saiful, Pratikno terkesan seperti orang yang sedang galau. Bahkan, Pratikno terkesan menyembunyikan sesuatu yang sulit untuk ia ungkapkan.
Sejatinya, menurut Saiful Anam, Presiden Jokowi membutuhkan menteri Kabinet Indonesia Maju yang punya karakter asli sebagai pekerja keras, cepat, tanggap, responsif, jujur dan ikhlas.
Persis seperti gayanya Jokowi, yang bekerja demikian, tidak perlu dipecut dulu baru tambah kecepatan. Para pembantu Jokowi jangan seperti itu, dipecut keras dulu baru loncat dan berlari.
"Gestur tubuh Pratikno saat menyampaikan adanya reshuffle terkesan tidak nyaman. Seperti melakukan pengobatan secara simtomatik, hanya menutupi borok luka untuk membuat senang sesaat atau seperti sembuh. Padahal di dalamnya makin parah. Sebagai sahabat lama Jokowi, Pratikno, sedang berusaha semampunya menghibur para menteri yang sedang dag dig dug menunggu sejatinya reshuffle yang akan terjadi,” ujar Saufil Anam, Selasa (7/7/2020).
Secara psikologi, menurut kata Saiful Anam, menteri yang bergerak setelah dipecut, hanya akan bekerja sesaat ketika beritanya sedang tren dan populis. Setelah itu kembali lagi keasal sesuai karakter aslinya, lamban dan minim prestasi.
Menruut Saiful, dirinya memahami bahwa reshuflle merupakan hak prerogatif Presiden, namun reshuffle adalah obat pahit terbaik yang tersedia saat ini. Tidak bagus dan tidak maksimal, jika ada menteri yang dipecut dulu baru bekerja.