FAJAR.CO.ID,JAKARTA-- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman menyindir kinerja pemerintah atas lolosnya buronan kasus bantuan likuiditas Bank Indonesia, Djoko Tjandra.
Menurut Benny, rakyat akan terus memonitor pemerintah hingga buron kelas kakap itu diborgol dan dijebloskan ke LP Sukamiskin.
Melalui akun Twitter pribadinya, Benny menanggapi rencana Menko Polhukam, Mahfud MD, memanggil empat pimpinan institusi terkat terbitnya e-KTP Djoko Tjandra.
Diantaranya Mendagri Tito Karnavian, Menkumham Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis, dan Jaksa Agung ST Burhanuddin.
"Dalam waktu dekat ini akan memanggil 4 institusi yaitu Kemendagri, mengenai kependudukan, Kepolisian dan Kejaksaan Agung terkait penegakan hukum dan keamanan, juga Menkumham terkait Imigrasi-nya. Kita akan koordinasi," ungkap Mahfud dalam keterangan pers, Selasa (7/7/2020).
Benny pun melontarkan sindiran terkait rencana tersebut. "Hii, kita nonton sandiwara ini. Ada main ci luk ba. Para menteri pura-pura sibuk tengkar dan saling pandang mengapa Djoko Tjandra lalu lalang depan istana republik. Setelah dihantar pulang, akan ada perintah, borgol dan hantar dia ke Sukamiskin. Rakyat Monitor!," tulis Benny di akun Twitternya, Rabu (8/7/2020).
Benny mengaku mendapat informasi bahwa Djoko Tjandra bisa melenggang bebas masuk ke Indonesia karena ada campur tangan penguasa yang mengawalnya.
“Mari kita diskusi. Menurut teman saya, Djoko Tjandra bisa masuk ke Indonesia karena ada kekuasaan yang mengawalnya secara ketat,” ungkap Benny.
Ia kembali menyentil bahwa kuat dugaan Joko masuk Indonesia karena memakai masker sehingga wajahnya tidak terlihat jelas.
“Kemungkinan lain, waktu masuk indonesia, dia pake masker Covid sehingga tidak jelas mukanya. Atau semuanya pura-pura tidak tau. Kalau menurut Anda? Ci Luk Ba!,” sentil Benny kemudian.
Benny pun mendesak Menkopolhukam tidak bermain mata atau pura-pura tidak mengetahui atas kaburnya buron kelas kakap tersebut.
"Sebaiknya Menkopolhukam tidak main Ci Luk Ba di kasus Joko Tjandra. Bosan kita saksikan sandiwara ini. Kasihan Presiden Jokowi seperti ditampar mukanya di depan rakyat. Memalukan utk ditonton!" pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Djoko Tjandra sempat merekam dan membuat e-KTP di Kelurahan Grogol Selatan, Jakarta pada 8 Juni. Dengan kartu kependudukan itu, Djoko kemudian mendaftarkan PK ke PN Jaksel di hari yang sama. (endra/fajar)