Hal tersebut tergambar dalam hasil survei yang memperlihatkan masyarakat yang puas terhadap penanganan virus corona dan program program penyelamatan perekonomian masyarakat oleh Presiden Jokowi sebesar 59,2 persen.
Dengan pembagiannya, 51,8 persen menyatakan puas dan 7,4 persen menyatakan puas sekali. Dan yang tidak puas sebanyak 40,8 persen.
"Pihak yang puas terhadap penanganan pemerintah beralasan penanganan PSBB dan dampak perekonomian masyrakat akibat PSBB sudah cukup baik dan mengurangi dampak menurunnya perekonomian keluarga masyarakat 28,7 persen. Jokowi mementingkan rakyat banyak 7, 6 persen. Bantuan penyaluran program KUR untuk insentif UMKM dan untuk usaha masyarakat yang sudah berjalan baik 22,9 persen," terang Bin Firman.
Sementara itu, kata dia, alasan tertinggi mengapa masyarakat tidak puas disebabkan kebijakan yang tidak konsisten. Selain itu, tambah dia, pemerintah lambat mendistribusikan bantuan sosial 13,9 persen, data penerima bantuan tidak akurat 12,1 persen penanganan secara umum lambat 5,2 persen.
Bin Firman menjelaskan, hasil survei dari 2.626 responden ketika ditanyakan tingkat kepercayaan terhadap keberhasilan program-program Penyelamatan Ekonomi Nasional akibat dampak Covid-19 yang bisa memberikan dampak positif terhadap usaha dan ekonomi keluarga, sebanyak 79,7 persen sangat yakin dan percaya bahwa program-program penyelamatan perekonomian nasional akan bisa membantu keterpurukan usaha dan penurunan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja.
"Sehingga bisa memperkerjakan pegawai yang kena PHK akibat Covid-19. Dan sebanyak 20,3 persen menjawab tidak yakin dengan alasan akan adanya kemacetan program tersebut dan pengunaan yang salah dan diselewengkan," terangnya.