Usai Musda, Sekretaris DPD II Golkar Majene Dikeroyok di Lobi Hotel d’Maleo

  • Bagikan
??

FAJAR.CO.ID, MAMUJU -- Sekretaris DPD II Golkar Majene, Muhammad Irfan Syarif, dikeroyok belasan orang usai penyelenggaraan Musyawarah Daerah yang dimenangkan secara aklamasi oleh Bupati Mamuju Tengah, Aras Tammauni.

Penganiayaan terjadi sekitar pukul 04.00 Wita di lobi hotel d'Maleo, Jl Yos Sudarso, Mamuju lokasi Musda III Golkar digelar. Dia tiba-tiba didatangi belasan orang tak dikenal (OTK) dan langsung melakukan penganiayaan.

"Sama sekali saya tidak mengenal salah satu di antara mereka. Ada pun kronologis yang berkaitan dengan kejadian itu saya percayakan kepada penyidik Polresta Mamuju untuk menindaklanjuti laporan saya ini," kata Irfan usai memasukkan laporannya di Polresta Mamuju, Minggu, 19 Juli 2020.

Sebelum dianiaya, Irfan sempat ditanya identitasnya. Bahkan pelaku menyampaikan salam dari ketua Golkar terpilih, Aras Tammauni saat melakukan penganiayaan.

"Ada memang bahasa itu muncul. Silakan konfirmasi ke penyidik. Kurang lebih sepuluh orang yang melakukan penganiayaan. Awalnya dia bilang kau Irfan Syarif? Kemudian dia menyebut ada salam dari tokoh itu. Saya sudah sampaikan ke penyidik saya serahkan semua," katanya.

"Ada di antara pelaku menyebutkan nama, sudah saya berikan namanya (yang disebut itu) ke penyidik. Nanti penyidik yang sampaikan ke publik. Saya hanya bawa laporan," sambung Irfan.

Dikonfirmasi soal dugaan penganiayaan ini dilatarbelakangi postingannya di media sosial April lalu, Irfan tak menampiknya. "Saya rasa seperti itu," katanya.

Sekadar diketahui, dalam postingannya, Irfan menyebut Aras jauh dari kerja-kerja sistematis dan hanya mengandalkan uang. Dia juga menyebut, Mateng akan mengalami penambahan yang signifikan positif Covid-19.

Syarif juga menyebut, Aras harus melaksanakan rapid tes untuk pejabat lingkup OPD di Mateng. Karena bisa saja di antara pejabat juga akan terpapar. Akibat postingan itu, Irfan Syarif dilaporkan ke kepolisian atas dugaan pencemaran nama baik terhadap Bupati Mamuju Tengah, Aras Tammauni.

Akibat penganiayaan ini Irfan mengalami luka robek di bagian atas matanya hingga harus diperban. Dia juga mengaku susah bernafas karena mendapat pukulan di bagian dada dan punggungnya memar. "Robek di bagian atas mata, punggung sakit susah bernafas, mereka bersamaan menyerang," katanya.

Kasat Reskrim Polresta Mamuju, AKP Syamsuryansah menegaskan bakal menyelidiki kasus ini hingga tuntas. Syamsuryansah juga memastikan bakal mengamankan rekaman CCTV hotel sebagai barang bukti.

"Kami akan membuat terang masalah ini. Kami sementara berusaha mendapatkan baket (bahan keterangan). Kita sudah pastikan terjadi penganiayaan, kita sudah anjurkan visum, dan sudah buat laporan polisi. Dan kita sudah ambil keterangan korban dan akan mengambil keterangan saksi-saksi saat kejadian," katanya.

Dia juga menegaskan bakal memanggil nama oknum yang disebutkan pelaku saat melakukan penganiayaan. "Kalau mengarah ke sana kita pasti lakukan (pemanggilan). Siapa saja semua sama di mata hukum. Yang penting ada keterangan keterlibatannya. Kan bisa saja orang melakukan penganiayaan menyebut nama siapa saja, kita tidak tahu motifnya. Apakah memang disuruh atau bagaimana segala macam," katanya. (rul)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan