Polemik Kue Klepon, Budayawan: Itu Salah Satu Cara Menghancurkan Budaya Indonesia

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID,MAKASSAR-- Sejak kemarin, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan beredarnya isu yang menyatakan kue klepon adalah kue yang dinilai tak islami.

Hal ini bermula dari salah satu akun di media sosial Twitter yang diikuti oleh beberapa akun lainnya.

"Kue Klepon tidak islami. Yuk, tinggalkan jajanan yang tidak islami dengan cara membeli jajanan islami, aneka kurma yang tersedia toko syariah kami,” tulisnya dalam gambar yang viral tersebut.

Banyak netizen yang tidak setuju dengan isu tersebut. Bahkan budayawan sekaligus seniman handal yang melestarikan budaya sinrilik, Syarifuddin Daeng Tutu mengatakan beredarnya isu tersebut sebagai jalur masuknya budaya luar ke Indonesia.

"Saya yakin, isu itu ada karena budaya kita ini mau dibunuh dan budaya luar mau dimasukkan ke kita (Indonesia)," ucapnya saat dikonfirmasi fajar.co.id, pada Rabu (22/7/2020).

Bahkan, ia membeberkan saat ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghancurkan Indonesia. Seperti menanamkan pemahaman agama yang berbeda antara satu dengan lainnya agar saling berbenturan.

Menghancurkan budaya Indonesia dan memasukkan budaya luar. Merusak generasi anak muda Indonesia dengan menebarkan narkoba dan mempengaruhi seluruh pejabat pemerintahan untuk melakukan korupsi.

"Kita ini mau dihancurkan dari luar. Indonesia mau diserang pakai senjata, tapi susah. makanya banyak cara yang dilakukan agar Indonesia tercabik cabik, salah satunya menyebarkan berita itu," tegasnya.

Dari segi pemahaman leluhur, Syarifuddin menjelaskan dalam bahasa Mangkasara' Riolloanggang itu Sara'ka Bacayya (lebih duluan itu syarat daripada bacaan)

"Makanya leluhur selalu berpesan kalau mau berbuat sesuatu tetap bertolak pada adat persepsi syarat, syarat persepsi agama, agama persepsi kitabullah," jelasnya.

Syarifuddin juga membeberkan makanan tradisional yang banyak ditemukan dalam acara hajatan di Kota Makassar itu memiliki makna yang dijunjung tinggi oleh para pendahulu.

"Manna Nitallanggang Naung Ri Je'ne Bambanga, Ammumba Tonjji Naik, Angimbolong Te'ne Na Nagulung Kalenna Ri Jannayya (biar ditenggelamkan di dalam air dia akan tetap mengapung, manis yang terbungkus dengan kenikmatan) diharapkan kehidupan seperti itu. Maksudnya walaupun orang ditenggelamkan, pada saatnya akan bangkit lagi untuk membawa satu kehidupan yang bagus dan akan mengalami kehidupan yang sejahtera," tutupnya. (Anti/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan