“Namun untuk green gasoline, Pertamina merupakan yang pertama di dunia,” lanjut Nicke.
Nicke menyebut, green gasoline tersebut telah berhasil diuji coba di fasilitas Kilang Plaju dan Cilacap sejak 2019 dan 2020. Pertamina mampu mengolah bahan baku minyak sawit hingga sebesar 20 persen injeksi.
Menurut Nicke, langkah Pertamina tersebut sesuai dengan arahan Presiden, yaitu untuk mengoptimalkan sumber daya dalam negeri untuk membangun ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional. Nicke juga menambahkan, green energy akan memanfaatkan minyak sawit yang melimpah di dalam negeri sebagai bahan baku utama sehingga produk green energy memiliki TKDN yang sangat tinggi.
Langkah ini juga positif karena akan untuk mengurangi defisit transaksi negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pekan lalu, Pertamina menyampaikan keberhasilan uji coba produksi Green Diesel D100 mencapai 1.000 barel per hari di fasilitas existing Kilang Dumai.
D100 diproses dari 100 persen RBDPO dengan bantuan katalis yang dibuat oleh Research & Technology Center Pertamina dan ITB. Dalam uji coba performa melalui road test 200 km, D100 ini dijadikan bahan bakar yang dicampur dengan solar serta FAME
D100 terbukti menghasilkan bahan bakar diesel yang lebih berkualitas dengan angka cetane number yang lebih tinggi. D100 juga lebih ramah lingkungan dengan angka emisi gas buang yang lebih rendah, serta lebih hemat penggunaan bahan bakarnya. (jpc/fajar)