FAJAR.CO.ID, GOWA - Hamparan sawah yang luas, sejuknya dan indahnya alam di pelosok Kabupaten Gowa ini terabaikan oleh pemerintah dan pengusaha.
Jalanan berlumpur di Dusun Malenteng, Desa Erelembang, Kecamatan Tombolo Pao menjadikan perekonomian kampung ini sulit berkembang.
Banyak keindahan alam yang tersimpan di sana. Bahkan di dusun itu terlihat jelas sebuah bukit yang tampak halus.
Hijaunya rumput di bukit itu, membuat Kepala Dusun Malenteng, Andi Anjas Tamara dan 670 warganya menyebut bukit itu layak jadi tempat wisata. Bahkan dikaitkan dengan bukit yang mirip di acara hiburan anak-anak di televisi.
"Potensi wisata di sini banyak pohon pinus, juga alam yang sangat mendukung. Gunung-gunung bisa dijadikan spot foto. Salah satunya bukit teletubbies," katanya, Senin (27/7/2020).
Beras merah pun menjadi hasil bumi di dusun yang disebut-sebut menjadi tempat persembunyian pribumi, saat masa penjajahan silam.
Hasil bumi itu bisa dijadikan sumber ekonomi yang tinggi bagi masyarakat sekitar. Beras tersebut dikenal sehat. Seperti menurunkan kadar kolesterol, mengurangi diabetes, meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah kanker, menjaga kesehatan tulang, dan cepat kenyang.
"Beras merah ini kami jual Rp10 ribu per liter. Kadang juga turun Rp2 ribu karena kurang pembeli yang datang. Infrastruktur jalan di sini berlumpur," tambah Anjas.
Dusun itu memiliki jalanan yang berlumpur sepanjang 2 kilometer. 1500 meter diantaranya jalanan berlumpur, dan masih dalam tahap pengerasan sepanjang 500 meter.
Untuk bisa sampai ke dusun itu, anda harus menempuh perjalanan sejauh 93 kilometer. Melewati jalanan menanjak, menurun, berlubang, dan gelapnya hutan belantara di sana.
"Adik-adik ketika hendak bersekolah itu biasa tergelincir, terjatuh dan kotor di jalanan berlumpur. Ini yang sebabkan mereka malas ke sekolah," tambah Andi Anjas Tamara
"Jalanan yang butuh diperhatikan di dusun kami sejauh dua kilometer. Terdiri dari sekitar 1500 meter jalanan berlumpur, dan 500 meter dalam pengerasan. Semunya butuh bantuan aspal," sambung alumni kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. (ishak/fajar)