Diketahui, pemerintah mengalokasikan Rp695,2 triliun dana penanganan Covid-19 yang dikelompokkan ke beberapa pos, yakni kesehatan sebesar Rp87,55 trilun, perlindungan sosial sebesar Rp203,9 triliun, insentif usaha sebesar Rp120,61 triliun, UMKM sebesasr Rp123,46 triliun, pembiayaan korporasi sebesar Rp 53,57 triliun, serta sektoral dan pemda sebesar Rp 106,11 triliun.
Terpisah, kepala Ekonom Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menyoroti agar pemerintah tidak terlalu berharap banyak pada kinerja ekspor. Sebab ekspor hanya strategi dalam jangka pendek. “Saya kira ekspor tidak bisa diandalkan seiring permintaan global melmbat dibandingkan permintaan nasional. Jadi strategi jangka pendek ini tidak akan berpengaruh banyak dalam menjag ekspor,” katanya.
Dia memperkirakan kinerja ekspor Indonesia terkontraksi sampai minus 16 persen. Pun demikian dengan nilai impor pun turun sampai minus 18 persen dan diikuti dengan menyempitnya defisit neraca perdagangan.
“Jika dengan strategi tersebut, saya tidak yakin jangka pendek akan efektif dan ampuh. Tetap perlu strategi jangka menengah dan panjang,” pungkasnya. (din/fin)