FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Dewan Pimpin Wilayah (DPW) Partai Berkarya Sulsel memecat Ketua Partai Berkarya Makassar, Yusuf Gunco (Yugo). Tak hanya Makassar, seluruh pengurus kabupaten/kota lainnya juga akan dievaluasi.
Khusus Yugo, dia dinyatakan tak lagi menjabat sebagai Ketua Partai Berkarya Makassar sejak 21 Juli 2020.
Ini berdasarkan surat yang diteken Ketua DPW Berkarya Sulsel, Andi Patabai Pabokori Nomor: SK-34/DPW-B/SS/VII/2020. Patabai lalu menunjuk Hamire Hafid sebagai pelaksana tugas (plt).
Ketua DPW Partai Berkarya Sulsel, Patabai Pabohari menyatakan pemberhentian ini merupakan hal biasa sebagai bentuk penyegaran di tubuh partai.
Dia berharap melalui penyegaran ini ada perbaikan kinerja dalam organisasi. "Tidak ada luar biasa," katanya, Minggu, 26 Juli.
Bahkan, dia menegaskan akan melakukan evaluasi kepengurusan pada pengurus daerah yang lain. Indikatornya terkait keberhasilan dalam pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu. "Bukan hanya Makassar, kita juga akan evaluasi yang lain, satu persatu," ucapnya.
Menanggapi pemecatan ini, Ketua Partai Makassar, Yusuf Gunco menuding, pemberhentian tersebut sepihak. Alasannya, keputusan DPW tanpa restu dari DPP. ''Itu baru sepihak,'' tegasnya.
Yugo menegaskan, sampai saat ini dia mengaku masih terus berkomunuikasi dengan DPP Partai Berkarya untuk memastikan apakah surat pemberhentiannya legal atau tidak. ''Saya komunikasi dengan Pak Sekjen (Priyo Budi Santoso)," ucapnya.
Pengamat politik Unhas, Andi Ali Armunanto menyatakan penggantian kepengurusan ini tidak bisa dilepaskan dari kisruh yang terjadi di tingkat DPP.
Sebab ada kubu Mayor Jenderal (Purn) Muchdi Purwoprandono yang mengadakan Munaslub dan diwarnai kericuhan. Dampak kejadian tersebut akhirnya merembes ke daerah.
Ali membaca upaya pemecatan ini merupakan langkah untuk mengeluarkan orang-orang yang dianggap tidak sejalan dengan kepentingan pihak kubu lawan Tommy Soeharto. "Ini jelas bisa dibaca begitu (pembersihan kubu musnaslub),'' imbuhnya. (abd/arm/fajar)