Gairahkan Komoditas Ekspor, Mentan SYL Tanam dan Panen Porang di Sidrap

  • Bagikan

SYL menegaskan, dalam pengembangan budidaya porang ini, pihaknya tidak hanya fokus pada proses produksi, namun juga turut membangun industri pengolahan. Kementan mencanang model pengembangan pertanian yang maju yakni dalam setiap 1.000 hektare lahan, harus dibangun pabrik.

"Dengan demikian, pertanian ke depan kita pastikan maju dan mampu menghidupi pangan 267 juta jiwa rakyat Indonesia. Harga porang sangat bagus dan pangsa pasar ekspor terbuka lebar, jadi ayo kita tanam porang," tuturnya.

Perlu diketahui, tercatat ekspor porang periode Januari hingga 28 Juli 2020 sebesar 14.568 ton dengan nilai Rp 801,24 miliar. Dalam rangka pengembangan tanaman porang, pemerintah mengalokasikan pada tahun 2020 seluas 17.886 ha, yaitu di Provinsi Jawa Barat, jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, NTT dan Sulawesi Selatan. Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Selatan dialokasikan kegiatan pilot project porang seluas 10 ha dan pengembangan seluas 564 ha.

Syaharuddin Alrif, petani muda porang sekaligus pembina Kelompok Tani Semangat Milineal mengapresiasi Menteri Pertanian yang telah menginiasi budidaya porang dan Kementan sangat optimal memberikan bantuan dan pendampingan teknologi. Menurutnya, budidaya porang adalah budidaya memanen dolar sebab memberikan keuntungan yang sangat besar.

"Luas lahan porong kami budidayakan ini 50 hektar. Hasil panenya bisa 150 ton per hektar dalam 8 bulan, dengan harga Rp 8.000 per kilogram, maka bisa dapat Rp 1,2 miliar. Total biaya hanya Rp 70 juta per hektar, jadi keuntunganya sangat besar," ucapnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan