Hapus Tirani Mayoritas Jawa, Natalius Pigai Usul Indonesia Jadi Negera Federal

  • Bagikan
Natalius Pigai-- sumeks

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Aktivis HAM asal Papua Natalius Pigai kembali bersuara buntut ceramah Ustad Tengku Zulkarnain yang dianggap telah menghina suku dan ulama Jawa.

Setidaknya ada dua usulan yang diutarakan mantan komisioner Komnas HAM itu. Dua usulan itu diutarakan melalui akun Twitter pribadinya, @NataliusPigai2, Rabu (29/7/2020).

Bahkan, cuitan itu juga menyebutkan akun Twitter Presiden Joko Widodo, Jimly Ashidiqqie dan Partai Nasdem.

Pigai menyebut, alasan dua usulannya itu agar mayoritas suku Jawa tidak menjadi musuh bersama bagi suku di luar Jawa.

“Supaya tirani mayoritas Jawa ini tidak menyebabkan musuh bersama luar Jawa,” tulisnya, sebagaimana dikutip fajar.co.id.

Usulan pertama adalah dengan merubah sistem elektoral atau pemilu.

“1. Sistem pemilu One Men, One Vote, One Value dirubah ke sistem distrik (elektoral vote) dalam UU Pemilu mendatang,” katanya.

Usulan yang kedua adalah dengan merubah Indonesia menjadi negara federal yang dilakukan Amerika Serikat.

“2. Negara Federal. Ini usulan!” tandasnya sembari menautkan akun Twitter Jokowi, Jimly Asshidiqqie dan Partai Nasdem.

Sehari sebelumnya, Natalius Pigai ikut mengomentari ceramah Ustad Tengku Zulkarnain yang tengah digunjingkan.

Hal itu lantaran penceramah itu dinilai telah menghina suku dan ulama Jawa dan memicu kebencian antarsuku dan ras.

Menurut Pigai, apa yang disampaikan Zulkarnain adalah cukup mewakili perasaan mayoritas suku dan ras di luar Jawa.

Demikian disampaikan Natalius melalui akun Twitter pribadi miliknya, @NataliusPigai2, Selasa (28/7/2020),

“Saya kira Ustad Tengku telah mewakili perasaan mayoritas luar Jawa,” tulisnya.

Akitivis asal Papaua ini juga menyatakan, bahwa selama ini Indonesia ‘dikuasai’ oleh suku Jawa.

Itu berdasarkan sosok-sosok para pemimpin di Indonesia sejak memproklamirkan diri merdeka pada 17 Agustus 1945 silam.

Pun demikian dengan kekayaan Indonesia yang selama ini lebih banyak mengalir ke Jawa.

“74 tahun Presiden, Wakil Presiden, mayoritas menteri Jawa, kekayaan mengalir ke Jawa,” kata Pigai.

Ia pun lantas menyinggung keadilan sebaimana mestinya bisa juga dirasakan oleh wilayah lain selain Jawa.

Pigai juga mengungkit kebencian masyarakat Aceh yang kini juga disebutnya mulai dirasakan masyarakat Papua.

Karena itu, menurutnya, Presiden Joko Widodo juga semestinya melihat dan menyadari hal ini.

“Ini injustice! Dulu Aceh benci, saya duga Rakyat Papua jg mulai sakit hati. Jokowi mesti baca Signal ini!” tegasnya.(msn-pojoksatu/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan