FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Kondisi pendidikan di Makassar belum sepenuhnya membaik. Mulai dari kondisi sekolah hingga masalah kesejahteraan guru. Minimnya jumlah guru berstatus ASN di Makassar terungkap kala ada wacana pemerintah pusat akan melakukan mutasi besar-besaran ASN ke desa. Data secara nasional ada 1,6 juta ASN akan dimutasi. Mayoritas tenaga pengajar.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar, Amalia Malik mengatakan, posisi Makassar sebagai ibu kota Sulsel, justru belum mampu berdaya terhadap kuota guru berstatus ASN.
"Kita masih bertumpu sama tenaga kontrak. Jumlahnya ada 2.000 tenaga kontrak. Itu pun belum cukup," ujarnya, Minggu, 2 Agustus 2020.
Kata Amalia, saat ini komposisi guru masih jomplang. Dari perhitungan Disdik rata-rata sekolah dari tingkatan SD hingga SMP hanya diisi oleh tiga sampai empat ASN. "Sisanya tenaga honorer. Data itu bisa dilihat betapa kebutuhan ASN kita cukup mendesak," ungkapnya.
Dari data itu pula, Disdik Makassar sulit jika guru berstatus ASN mesti dimutasi ke desa. Kata Amalia, penyesuaian mungkin hanya bisa dilakukan terhadap kebutuhan guru di pulau.
"Kalau pulau-pulau yang masuk wilayah Makassar ini juga sebenarnya penting. Agar komposisi guru di sana bisa memadai," terangnya.
Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Makassar, Basri Rakhman mengungkapkan, wacana pemerintah pusat melakukan mutasi ASN ke desa tentu sudah dipertimbangkan matang. Namun untuk di Makassar, pemkot masih bertumpu pada tenaga honorer.
"Kalau bicara kerja-kerja pemerintah, jumlah ASN kita sebenarnya terbatas. Yang paling terasa itu di kelurahan," pungkasnya. (rdi/aci)