Misalnya, prosedur yang menimbulkan aerosol seperti pembersihan gigi menggunakan scaler ultrasonik dan pemolesan yang bekerja dengan potongan tangan berkecepatan tinggi atau rendah. Pencabutan gigi dengan operasi, dan penempatan implan. Situasi ini meningkatkan kemungkinan penularan jika salah satu pasien atau dokter sudah terinfeksi.
WHO telah mencantumkan cara-cara dalam panduan bagi para dokter gigi dalam menangani gigi palsu dan peralatan ortodontik yang rusak dan juga karies atau karang gigi. Sehingga bisa meminimalisir aerosol.
Kepala Kedokteran Gigi WHO, Benoit Varenne, mengatakan kesehatan mulut merupakan bagian dari sektor kesehatan yang terabaikan di banyak negara. “Di tingkat global, perkiraan terakhir yang tersedia menunjukkan bahwa 3,5 miliar orang terkena penyakit mulut,” kata Varenne.
Kondisi kesehatan mulut yang paling umum pada manusia adalah karies gigi yang tidak terawat pada gigi permanen. Menurut Varenne, sebuah survei menunjukkan bahwa 75 persen dari negara anggota WHO mengatakan bahwa layanan gigi di negaranya telah terganggu selama pandemi virus Korona.
“Belum lagi kurangnya alat pelindung diri bagi para dokter gigi yang bekerja selama pandemi,” kata Varenne. (jpc/fajar)