Warga Keluhkan CCTV Pemkot Tak Berfungsi

  • Bagikan
ILUSTRASI. (int)

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Sejumlah kamera pengintai atau kamera CCTV yang terpasang di sekitar anjungan pantai losari belum dapat dioptimalkan pemanfaatannya. Padahal, pengadaan kamera tersebut telah menelan anggaran daerah hingga ratusan juta rupiah.

Dampaknya dirasakan Ade Yudha, keluarga korban tabrak lari di Jl Dato Museng. Dia mengatakan, telah mengecek rekaman kamera CCTV saat kejadian.

Ditunjukkan oleh operator warroom Balaikota di Jl Ahmad Yani, Makassar, kemarin. Ada beberapa bagian dalam rekaman yang tidak jelas menunjukkan aksi tabrakan.

Dia mengaku, ada 3 kamera yang terpasang dan mengarah tepat di pertigaan jalan dato museng-penghibur berdasarkan pantauannya.

Hanya satu yang merekam saat kejadian. Hal ini berarti, dua CCTV lainnya tidak berfungsi dan terkesan hanya pajangan.

Kondisi yang sama juga terjadi di titik pertigaan jalan ujung pandang dan pattimura. Kamera juga tidak melakukan perekaman.

"Saya lihat ada 3 CCTV milik pemerintah yang terpasang di pertigaan. Hanya 1 yang merekam katanya operator. Itu juga kualitasnya jelek. Kalau diperbesar itu pecahki," keluh Ade saat ditemui, Selasa (18/8/2020).

Disisi lain, Ade mengaku di kawasan itu banyak toko dan rumah makan yang memiliki CCTV dan mengarah langsung ke jalan. Kualitasnya disebut jauh lebih baik dibanding milik Pemerintah.

"Ada banyak kamera milik toko dan rumah makan di sekitar kecelakaan, kualitasnya jauh berbeda. Jelas sekali kendaraan yang melintas,"tambahnya.

Bukti rekaman itu selanjutnya akan diserahkan ke pihak kepolisian sebagai barang bukti.

Ade berharap polisi bisa menemukan pelaku tabrak lari dan bisa segera mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dia juga meminta pelaku bisa menyerahkan diri kepada pihak berwajib.

"Saya berharap pelaku itu sadar terhadap perbuatannya, dan menyerahkan diri ke pihak kepolisian," harap Ade.

Ade kemudian menanyakan kepada pelaku bagaimana perasaannya jika ada di posisinya. Melihat orang yang paling dikasihi ditabrak lari tanpa pertanggung jawaban.

Mengenai korban, pihaknya mengaku kondisinya belum berubah dan masih mendapatkan perawatan insentif petugas medis RS Pelamonia.

"Terhitung hari ini, sudah 3 hari koma. Kata dokter terjadi patah di bagian tengkorak atas dan pendarahan. Belum ada gerakan sampai saat ini. Mohon doanya untuk kesembuhan adek kami" tutur Ade, saudara korban.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Makassar, Ismail Hajiali membantah jika ada cctv yang tak berfungsi. Menurutnya, tidak ada satupun laporan mengenai adanya kerusakan.

"Siapa bilang? Hoax itu kalau saya bilang. Cepat sekali pergerakan kendaraan. Pengambilan gambar cukup bagus. Kami menerima laporan aktivitas cctv, aman semua. Jadi kalau empat cctv yang menyorot tidak semua menyorot ke kejadian," tandasnya.

"Kan ini juga diliat tetap nyala yang lain, jangan ada kepentingan bilang hanya satu yang berfungsi," pungkas Jubir Covid 19 Makassar itu. (ikbal/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan