FAJAR.CO.ID, MAKASSAR— Tamu undangan pesta pernikahan tak boleh bersamaan masuk lokasi acara. Harus bergantian dengan pembatasan jumlah tamu.
Pemprov Sulsel menggodok sejumlah pedoman pelaksanaan protokol kesehatan untuk beberapa aktivitas yang akan dilonggarkan. Salah satunya pesta pernikahan.
Pelaksanaan pesta pernikahan saat ini banyak digelar di rumah-rumah. Justru, pesta ini dinilai berpotensi membuat penyebaran Covid-19 semakin besar. Pelaksanan pesta pernikahan di gedung dianggap lebih mudah diawasi oleh petugas setempat.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mengatakan, sementara menyusun pedoman pelaksanaan pesta pernikahan di gedung dan hotel. Ada beberapa syarat yang tetap wajib dipenuhi untuk memastikan protokol kesehatan tetap terjaga.
Pedoman pesta akan mempertimbangkan kapasitas gedung pernikahan yang digunakan. Kapasitas ini kemudian menjadi acuan bagi masyarakat untuk mencetak undangan. Ada acuan menetapkan waktu acara.
"Dari kapastitas ini kita menentukan jaga jarak untuk setiap undangan. Jadi undangan masuk secara bergiliran, tak bersamaan seperti pesta pada umumnya," bebernya kepada FAJAR, di rujab Gubernur Sulsel, Selasa, 18 Agustus.
Misalnya, jika acara dimulai pada pukul 19.00 Wita, hanya 100 tamu yang dipersilakan masuk. Mereka diberi kesempatan untuk berjabat tangan atau sekadar memberi selamat kepada sang mempelai.
Setelah itu, 20 menit kemudian 100 orang itu keluar dan masuk lagi 100 tamu lain. Begitu seterusnya setiap 20 menit.
"Tidak ada makanan prasmanan yah. Kalau pun ada makanan, harus (nasi) dos. Dibagikan kepada undangan yang datang," bebernya.
Setelah konsep ini rampung, Nurdin menyerahkan pembentukan perwali dan perbup ke pemerintah setempat. Menurutnya ini jauh lebih bisa dikendalikan dibanding pelaksanaan pesta pernikahan di rumah.
“Jadi bukan hanya di Makassar, tetapi skala Sulsel. Ini jadi pedoman untuk daerah. Tetapi daerah sendiri yang nantinya memutuskan, bukan kita," tambah mantan bupati Bantaeng dua periode ini.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga mengaku masih terus menunggu kebijakan pelonggaran aktivitas pernikahan. Hotel dan restoran sudah siap atas segala yang akan ditetapkan oleh Pemprov Sulsel.
"Kita sudah siap mengurangi kapasitas sampai 50 persen. Kemudian kami juga menawarkan paket meal box, bukan lagi makanan prasmanan kepada seluruh calon pengantin," tambahnya. (ful/rif/fajar)