FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Menteri Pertahanan kini tengah mewacanakan pendidikan militer untuk mahasiswa. Dengan begitu, mahasiswa nanti bakal mendapat pendidikan militer selama enam bulan yang akan masuk dalam satuan kredit semester (SKS).
Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Makassar (UNM), Sukardi Weda menyambut baik langkah Kemenhan itu. Menurutnya, Dengan pendidikan militer, mahasiswa akan semakin mencintai NKRI.
"Saya yakin dan percaya konsep pendidikan dari Kemenhan tersebut, sangat baik untuk mengajarkan dan membekali mahasiswa tentang perlu dan pentingnya bela negara untuk menumbuhkan nasionalisme, patriotisme, wawasan kebangsaan, cinta tanah air bagi pemuda, khususnya bagi mahasiswa,"ujarnya, Rabu (26/8/2020).
"Saya meyakini materi dalam pendidikan tersebut telah dirancang untuk menumbuhkan pengetahuan mahasiswa akan pentingnya bela negara dengan faktor-faktor terkait dengannya yang telah mengalami degradasi pasca reformasi," sambungnya.
Sukardi menambahkan, pendidikan militer juga sejalan dengan merdeka belajar yang selama ini digangungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). Di mana mahasiswa diberikan kebebasan memilih sks di luar mata kuliah wajibnya.
"Ini juga sejalan dengan kebijakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan," ungkap mantan WD III FBS UNM itu.
Namun, lanjut Sukardi, ada beberapa yang seharusnya diubah dari nama pendidikan militer. Harus menyesuaikan dengan generasi milineal sehingga tidak terdengar menyeramkan.
"Hanya saja hemat saya, penamaan konsep pendidikan militer tersebut kelihatan dan kedengaran menyeramkan. Dengan demikian, nama pendidikan militer hendaknya diganti namanya yang lebih menyentuh generasi milenial. Akhir-akhir ini, ada penolakan terhadap konsep pendidikan militer, apalagi dengan Wamil, dari elemen mahasiswa," tuturnya.
"Kelihatannya yang pas adalah Pendidikan Bela Negara, karena konsep ini telah memuat banyak hal atau materi tentang nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air," katanya melanjutkan.
Diketahui sebelumnya, Wamil atau Wajib Militer diterapkan di sejumlah negara di dunia. Bagi pria yang telah berumur 18 hingga 27 tahun diwajibkan belajar tentang pendidikan militer, pendidikan bela negara, patriotisme, dan nasionalisme. Namun di Indonesia belum dikenal adanya wajib militer. (ikbal/fajar)