FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Sinar matahari mulai memancarkan terangnya. Sudirman Daeng Sudi pun mulai menjajakan jualannya. Begitu rutinitasnya saban pagi.
Untuk menyambung hidup, Sudirman menjual minuman cepat saji di Jalan Yos Sudarso, Kota Makassar. Dari pagi hingga malam menyelimuti.
Hanya saja, pedagang yang satu ini tak seperti umumnya. Ada keterbatasan yang dimiliki oleh pria yang sudah menginjak usia 54 tahun ini.
Kedua matanya tidak bisa jelas melihat. Penglihatannya buram. Hanya seperti kepulan asap yang dia lihat selama ini.
Sudirman Daeng Sudi merupakan pedagang minuman soda gembira, yang menderita cacat sejak lahir pada kedua bola matanya.
Jika berjualan, warga yang tinggal di Jalan Cakalang 4, Lorong 145 B ini lebih banyak meraba. Melayani setiap pembeli meski lambat.
"Yah mau diapa lagi. Mata saya ini juga sudah cacat sejak lahir. Saya juga tidak pergi berobat karena ini bukan kecelakaan. Obatnya juga mungkin tidak ada," kata Sudirman, sambil membuat soda gembira di tangannya.
Profesinya sebagai pedagang pinggiran ini sudah dia lakoni sejak lama. Pria berkemeja putih ini mulai berjualan sejak sekitar tahun 1981 silam. Saat itu, usianya masih 15 tahun.
Ragam cobaan dan cemooh telah ia lewati. Apalagi setelah menikahi istri tercintanya itu saat masih muda. Namanya Kasma, 54 tahun.
"Saya jualan begini sejak saya masih muda. Berjalannya waktu, akhirnya saya menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Alhamdulilah istri saya juga bahagia, meski kondisi saya ini," katanya.
Puluhan tahun membangun rumah tangga, Kasma pun mulai membantu jualan suaminya itu sebagai pedagang minuman.