FAJAR.CO.ID, BALI -- Belakangan ini Rano Dwi Putra, 40, santer menjadi sorotan publik dalam kasus penyelundupan narkoba ke Bali.
Yang tak kalah menarik adalah ketika ditangkap di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, oknum PNS Kementerian Perhubungan Otoritas Bandara Wilayah IV I Gusti Ngurah Rai ini ditemani seorang perempuan.
Dari informasi yang dihimpun, perempuan tersebut bernama Maulidia, seorang penyanyi kafe di Pekanbaru. Dia berasal dari Malang, Jatim. "Maulidia seorang penyanyi karaoke. Dia berasal dari Jawa Timur," jelas sumber koran ini.
Setelah dilakukan pengembangan oleh petugas, ternyata Rano kenal Maulidia dari seseorang bernama Burhan yang juga bagian dari jaringan tersebut. "Karena barang yang akan dibawa terlalu banyak, maka Rano diperintah berkolaborasi dengan Maulidia untuk menyelundupkan barang tersebut," ungkap sumber tersebut.
Keduanya pertama kali berkolaborasi pada bulan Februari ketika menyelundupkan narkoba 3 kilogram ke Bali. Mereka berdua diupah Rp 40 juta. "Saat membawa barang bulan Februari mereka lolos. Rano memanfaatkan seragam PDH dan kartu sebagai PNS, dia lolos," ungkapnya lagi.
Setelah berkolaborasi dan berinteraksi dalam peredaran gelap narkoba tersebut, tercium ada hubungan asmara antara kedua penyelundup tersebut. "Maulidia merupakan janda satu anak, ada hubungan asmara di antara mereka," jelasnya lagi.
Orang yang pertama dicurigai oleh petugas Bandara Hang Nadim adalah Maulidia, karena gelagatnya yang mencurigakan. Petugas kemudian menggeledah Maulidia dan menemukan barang bukti 8 bungkus sabu di pinggang Maulidia. Sabu juga ditemukan di celana dalamnya sebanyak 1 bungkus dan 2 bungkus di sepatu yang digunakan.
Sedangkan di tubuh Rano juga ditemukan sabu seperti di pinggang 4 bungkus, di betis kanan dan kiri 8 bungkus, di celana dalam 1 bungkus. "Total BB keduanya seberat 3,9 kg," pungkasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejoli ini tertangkap tangan membawa 3,9 kg sabu melalui Bandara Hang Nadim, Batam.
Rano membuat heboh publik setelah diketahui sebagai PNS yang seharusnya menjaga integritasnya. Pihak Otban Wilayah IV Noviansyah yang menjabat sebagai kepala Tata Usaha Otban Wilayah IV juga membenarkan bahwa Rano merupakan pegawai pusat yang telah mengabdi selama 11 tahun. Modus yang digunakan Rano dengan kerap meminta cuti di instansinya dengan alasan pulang ke Jawa Barat.
(bx/ris/man/JPR)