FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Sampai hari ini, PDIP masih belum mengumumkan kepada siapa rekomendasi dukungan akan diberikan.
Padahal, pasangan calon dari daerah lain sudah lebih dulu diumumkan oleh partai berlambang kepala banteng hitam moncong putih itu.
Keputusan menunda pengumuman itu disebut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lantaran Pilkada Surabaya banyak disokong pengusaha hitam.
Menurutnya, hal tersebut yang buat dilema partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
“Hingga hari ini calon kepala daerah di surabaya belum diumumkan PDIP. Itu yang buat PDIP sedang gamang,” terangnya.
Perihal tuduhan yang disampaikan Hasto mengenai pengusaha hitam, Ujang pun meminta Hasto untuk membuktikan ucapannya.
Jika tidak, menurut Dosen tetap Universitas Al-Azhar ini akan cenderung ke arah fitnah.
“Ya namanya tuduhan di mana-mana harus dibuktikan. Kalau tuduhan dia tidak dibuktikan akan cenderung ke arah fitnah” jelasnya.
Kendati begitu, tambah pengamat vocal ini, seharusnya masyarakat diberikan pendidikan politik yang bagus.
“Sebab, PDIP sebagai partai besar punya rekam jejak yang lama dalam proses demokrasi,” imbuhnya.
Jika Tuduhan itu benar, sambung Ujang, ya, tinggal dibuktikan saja. Tunjuk saja siapa pengusaha-pengusaha hitam yang dimaksud.
“Agar apa? Agar rakyat atau masyarakat Surabaya mendapatkan pendidikan politik yang bagus,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, pengamat politik Ujang Komarudin menilai pernyataan tersebut merupakan kegagapan PDIP lantaran akan berhadapan dengan lawan-lawan kuat.
Kebingungan tersebut, dikerenakan PDIP sudah 20 tahun berkuasa di kota Pahalwan tersebut.
Namun, pada pilkada tahun ini, mereka menghadapi sederet orang kuat, salah satunya koalisi Mahfud Arifin atau akrab dipanggil Cak Mahfud.
Demikian disampaikan Direktur Ekskutif Indonesia Political Review (IPR) saat dihubungi PojokSatu.id, di Jakarta, Selasa (1/9/2020).
“Saya rasa strategi Hasto saja. Di saat yang sama, lawan-lawan PDIP hari ini kan orang-orang kuat. Ada juga mantan Kapolda yang memborong semua parpol,” ungkapnya.
(muf/pojoksatu)