FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Politisi PKB Siti Nuryamah kembali mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam membangun ekonomi nasional.
Pasalnya, pertumbuhan ekonomi pada pada tahun ini, terutama pada kuartal I dan kuartal II terkoreksi tumbuh negatif.
“Itu artinya, kita perlu melakukan relaksasi dan fokus perbaikan pada kuartal III,” kata Ela saat rapat kerja Komisi XI dengan Menteri Keuangan, Menteri PPN atau Kepala Bappenas, Gubernur Bank Indonesia, dan Kepala BPS, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (3/9/2020).
Menurutnya, jika pada Kuartal III pemerintah juga gagal menggenjot ekonomi nasional atau tidak mampu tumbuh positif.
“Maka bukan tidak mungkin kita akan mengalami resesi,” ujar Anggota Komisi XI DPR itu.
Oleh karena itu, Pemerintah harus lebih fokus lagi untuk merealisasikan anggaran pada program PEN yang sudah disepakati bersama melalui stimulus.
“Seperti BLT, Dana Desa, PKH, kartu sembako dengan tepat sasaran,” ungkap anak buah Cak Imin ini.
Selain itu, Ela juga menyoroti dengan adanya perbedaan dalam paparan Menteri Keuangan (Menkeu) terkait asumsi dasar ekonomi makro RAPBN 2021 dengan apa yang telah disepakati bersama pada rapat sebelumnya.
“Misalnya, inflasi yang disepakati 2-4 persen, tetapi yang ditampilkan 3,0 persen,” tuturnya.
Kemudian, lanjutnya, pada Nilai Tukar Rupiah yang disepakati 14.900 per dollar AS, tetapi menjadi 14.600 per dollar AS.
Serta, Suku Bunga Nasional (SBN) 10 tahun sebelumnya sekitar 6,29-8,29 persen kemudian yang dipaparkan hanya 7,29 persen.
Ini mungkin dianggap biasa saja, tambah Ela, tetapi ini menunjukkan tidak konsistennya Pemerintah dengan apa yang sudah disepakati sebelumnya.