FAJAR.CO.ID,MAKASSAR-- Komisaris Utama Bosowa Erwin Aksa rencananya akan kembali beraktivitas seperti sedia kala, hari ini Kamis (10/9/2020) setelah hasil lab PCR dan hasil uji Swab laboratorium yang dilakukannya sebanyak dua kali telah dinyatakan negatif Covid-19.
Erwin telah menjalani karantina mandiri selama 5 hari sejak dirinya dinyatakan positif Covid-19 pekan lalu. "Insya Allah besok saya akan keluar dari ruang isolasi saya. Saya sudah dinyatakan negatif, saya yakin hasil lab LIPI ini akurat dan ketepatan yang tinggi," terangnya lugas, dalam sebuah video rekaman yang diterima fajar.co.id, Rabu (9/9/2020).
Erwin mengungkap betapa bahayanya virus Covid-19 ini. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk selalu aware dan menjaga diri sendiri dengan patuh terhadap protokol kesehatan.
"Tentu saya berterima kasih kepada Tuhan yang maha kuasa telah memberi kekuatan dan kesehatan. Saya berdoa agar kita semuanya sehat dan bisa menerima apabila kita terjangkit virus ini," tutur Erwin.
"Virus ini sangat berbahaya, belum ditemukan vaksin dan obatnya. Virus ini bisa bertahan di benda mati selama 9 hari makanya kita harus sering cuci tangan atau gunakan hand sanitizer," sambungnya berpesan.
Sebagai penyintas Covid, Erwin menjelaskan, 80 persen yang terjangkit Covid-19 adalah orang-orang tanpa gejala dan 20 persen lainnya yang memiliki gejala. Oleh karena itu ia menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu pakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan. Karena ini protokol yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, pria kelahiran Makassar 7 Desember 1975 itu berpesan kepada orang yang terjangkit Covid-19, diupayakan jangan panik, jangan risau karena penyakit ini bisa dilawan dengan imunitas tubuh dan anti body. Bagi yang memiliki penyakit bawahan harap waspada. Misalnya penyakit jantung, hipertensi.
Terlebih kepada pemerintah, pemangku kebijakan, ahli epidemology, ahli infeksi, ahli kesehatan masyarakat, Erwin mendorong untuk rajin sosialisasi ke masyarakat, memberi penjelasan apa adanya sesuai fakta yang nyata terjadi. Janganlah fakta itu tidak disampaikan dengan baik karena menimbulkan ketakutan, orang yang terkena Covid juga merasa malu, dan dijauhi temannya sehingga akhirnya penyakit ini terus menerus dianggap tabu dan memalukan.
"Pemerintah juga harus meningkatkan intensitas testing berupa rapid test, swab, dan PCR. Sehingga bisa mentracking jumlah orang yang terpapar. Di samping itu pemerintah juga harus meningkatkan kontak tracking. Ini penting. Karena roda ekonomi kembali berputar sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa orang yang terkena covid akan semakin meningkat," tegasnya.
Bahkan Erwin juga mendapat informasi bahwa ruang ICU di rumah sakit penuh oleh pasien Covid. "Kita tidak ingin negara yang kita cintai ini memiliki jumlah pasien covid tertinggi di Asia atau bahkan dunia. Dengan jumlah penduduk 260 juta, kita harus sadar bahwa ini sangat berbahaya," pungkas putra Aksa Mahmud itu. (endra/fajar)