Dia melanjutkan, penerapan kerja dari rumah saat ini memperluas serangan dan meningkatkan celah yang dapat dieksploitasi oleh penjahat dunia maya. “Sekarang adalah waktu terbaik bagi perusahaan dan organisasi melakukan evaluasi untuk kesiapan mereka dalam menghindari dan menghadapi ransomware,” imbuh Dony.
Menurutnya, kebiasaan dasar seperti mencadangkan data, menggunakan perangkat lunak yang sah, menerapkan solusi keamanan yang kuat menjadi langkah sederhana namun dapat sangat membantu. Ransomware sendiri telah menjadi tantangan besar bagi banyak organisasi di dunia termasuk Indonesia walaupun taktik yang digunakan masih sangat kuno seperti email phishing, website yang terinfeksi program berbahaya, atau software yang tidak diperbarui.
Pada 2019, organisasi kehilangan rata-rata USD 1,46 juta atau berkisar Rp 21,5 miliar karena insiden ransomware termasuk biaya downtime, pembayaran denda. Kerugian tersebut belum lagi mencakup kerusakan reputasi perusahaan.
Untuk menghindari ancaman ransomware, Kaspersky menilai perusahaan atau enterprise perlu untuk melakukan langkah seperti mencadangkan informasi penting secara teratur. Sebaiknya simpanlah banyak salinan di tempat yang berbeda misalnya, di drive fisik yang terisolasi, dan salinan lainnya di cloud.
Memperbarui sistem operasi di seluruh komputer pada jaringan Anda ke versi terbaru secara teratur. Ini akan dengan cepat memperbaiki kerentanan terbaru. Penting juga adalah mengedukasi karyawan untuk mengikuti aturan keamanan siber sederhana dapat membantu perusahaan menghindari insiden ransomware. Jangan pernah melelahkan diri sendiri dan selalu libatkan para ahli.