FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Tahapan Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar 2020 baru saja dimulai, namun desas desus pertarungan Pemilihan Gubernur Sulsel 2023 sudah mulai digaungkan.
Direktur Lingkaran Jurnal Indonesia (LJI), Basri Kajang menyebut figur-figur yang berniat maju sebagai calon gubernur, sedari dini menanam 'investasi' pada Pilkada Serentak 2020 lingkup Sulsel, khususnya Makassar sebagai ibukota provinsi dengan sebaran suara terbesar.
Sederet nama tokoh dan elite partai ia jabarkan, tiga di antaranya adalah Ketua Tim Pemenangan Appi-Rahman Erwin Aksa, suami calon wakil walikota Makassar yang juga Ketua Nasdem Sulsel Rusdi Masse, dan Ketua Tim Pemenangan Danny-Fatma yang juga Ketua Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras.
Erwin Aksa dengan tegas menyanggah pengamatan bahwa dirinya akan maju di Pilgub 2023 mendatang. Pengusaha nasional ini dalam memegang tongkat komando pemenangan Appi-Rahman bukan untuk cari panggung dan popularitas.
Melainkan sebuah panggilan jiwa karena melihat kondisi Makassar saat ini yang terpuruk akibat pandemi Covid sehingga dia ingin memastikan kemenangan Appi-Rahman yang dianggapnya memiliki konsep yang sangat jelas dan terukur dalam penanganan pandemi lebih baik dan pemulihan ekonomi.
"Sedikitpun atau dengan kata lain sebiji zara pun tidak ada keinginan mau maju gubernur. Saya terlalu sibuk untuk urusan lainnya," tegas Erwin saat dikonfirmasi, Selasa (29/9/2020).
Ketua DPC Partai Demokrat Makassar, Adi Rasyid Ali (ARA) justru memiliki pandangannya sendiri. Ia memprediksi, jika pasangan Adama' terpilih potensi Rusdi Masse, Danny Pomanto dan Iwan Aras untuk tampil di Pilgub mendatang cukup besar.
Juga tokoh di kubu Dilan, muncul nama Mantan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Mantan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, dan Ketua PDI Perjuangan Sulsel yang juga Anggota DPR RI Andi Ridwan Wittiri.
Sementara di barisan Irman-Zunnun, ARA memprediksi jika pasangan ini terpilih, besar kemungkinan Wakil Ketua Umum DPP Golkar Nurdin Halid akan bertarung di Pilgub untuk kedua kalinya.
"Prediksi ini bisa salah, bisa juga benar tapi sebagai politisi jarang-jarang tidak tepat feeling saya," ucap ARA.
Sementara itu, Pengamat Politik Unismuh Makassar, Andi Luhur Priyanto menilai masih sangat prematur jika kotestasi Pilwalkot Makassar 2020 sebagai cerminan pertarungan pada Pilgub Sulsel 2023
Memang Pilwali Makassar ini bisa dilihat secara dramaturgis. Di panggung depan seperti hanya pertarungan 'orang-orang kecil', sebab 'orang-orang besar' lah sedang bertarung di panggung belakang. Tarung para oligarki.
"Soal bersedia dan tidak bersedia running di Pilgub ini, tergantung peluang. Tidak bisa ditentukan sekarang. Sudah menjadi watak oligarki untuk merebut kekuasaan, demi memperoleh previlege secara ekonomi politik," ungkap dia. (endra/fajar)