Harga Pupuk Subsidi Meroket di Gowa, Warga Menduga Ada Penimbunan

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, GOWA-- Sejumlah petani
di Kabupaten Gowa mengeluhkan harga pupuk subsidi. Mencapai Rp200 ribu satu sak.

Petani biasanya membeli pupuk ZA bersubsidi dengan harga kisaran Rp110 ribu per karung. Namun kini diperhadapkan situasi buruk. Penyalur pupuk kini menjual dengan harga Rp150 ribu per sak.

Bahkan mencapai Rp200 ribu. "Beberapa bulan lalu paling mahal Rp125 ribu. Sekarang dinaikkan lagi sampai Rp150 ribu," kata Khaerul, petani di Desa Tabbinjai, Kecamatan Tombolo Pao, Minggu, 4 Oktober.

Khaerul mengaku terpaksa membeli pupuk tersebut. Sebab, tempat membelinya langsung di penyalur pupuk di Dusun Suka, Desa Tabbinjai, Kecamatan Tombolo Pao. Semua kelompok tani membeli pupuk di sana.

Tak hanya di Kecamatan Tombolo Pao, petani di Kecamatan Tinggimoncong, Bontolempangan, dan Tompobulu juga mengalami hal yang sama. Harganya bahkan mencapai Rp200 ribu.

"Jadi di Tinggimoncong bagian dalam ini yang harga pupuk sampai Rp200 ribu. Bagian luar itu Rp 150 ribu. Kami menduga ada penimbun," kata warga Tinggimoncong, Ardiansyah.

Ardiansyah berharap, pemerintah segera menindaki penyalur yang memainkan harga. "Harapan kami harga pupuk kembali normal. Kalau pun ada penimbun, tentunya harus ditindak," imbuhnya.


Pjs Bupati Gowa, Andi Aslam Patonangi, mengatakan, penyaluran pupuk selalu disesuaikan dengan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Itu disusun olek kelompok tani bersama PPL di wilayah masing-masing.
"Akumulasi kebutuhan inilah yang harus diperhatikan oleh penyedia (pusri, pupuk kaltim, dll). Akan kami cek penyebab mahalnya pupuk," kata Andi Aslam.

Ia akan melakukan pengecekan dan segera melakukan koordinasi dengan penyedia pupuk. "Semoga apa yang dikeluhkan petani
segera bisa diatasi," imbuhnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sugeng Priyanto, mengatakan, jika terjadi kelangkaan pupuk, hal itu
perlu dikroscek di provinsi. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan