Brakk!!! Rumah Roboh, Wanita Lanjut Usia di Bone Ini Pasrah

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, BONE --Petang. Kamsiah merapikan kayu bakar di bawah kolom rumahnya.

Tiba-tiba wanita lanjut usia ini mendengar suara aneh dari dalam rumahnya, pukul 16.20 Wita.

Ia penasaran. Bergegaslah wanita berusia 60 tahun lebih ini mencari tongkat dan hendak beranjak mencari sumber suara itu.

Sekuat tenaga ia pun berusaha keluar dari kolom rumah dan meminta pertolongan kepada tetangganya. Suara aneh itu, kian terdengar. Beruntung, ia sudah berada 100 meter dari rumahnya di bawah pohon cokelat.

Wajahnya menghadap ke rumah. Tak berlangsung lama, dentuman keras terdengar.

Brak!!!

Rumahnya ambruk. Ia hanya bisa pasrah menyaksikan itu. "Di sana saya berdiri nak'. Melihat rumah saya yang perlahan roboh," katanya saat ditemui di lokasi pengunsian, Kamis, (08/10/2020) sambil menunjuk pohon cokelat dengan tongkatnya.

Di bawah tenda biru semua barang-barangnya sudah evakuasi. Di situ dia duduk beralaskan tikar. Duduk termenung menatap rumahnya. Warga Kelurahan Lalebata, Kecamatan Lamuru gotong rotong mengangkat barang yang masih berharga. Tak peduli hujan.

"Isi rumah saya cuman lemari, kompor gas, kasur, dan ada padi 5 karung. Itu saja," sambungnya dengan suara pelan.

Saat ditanya soal umur, Kamsiah mengaku lupa persisnya. Yang pasti Sudah lebih 60an tahun. Dia pun mulai bertutur tinggal di Lalebata sejak tahuj 1987. Pekerjaan hanya ibu rumah tangga. "Mau bagaimana lagi, saya tidak bisa lagi juga jalan," akunya terenyuh.

Bunyi patah-patah di rumahnya itu sudah didengar sejak Senin malam. Tetapi dihiraukan. Palingan kucing yang berkelahi. Tetapi ternyata tiang penyangga rumah berukuran 5x7 meter itu sendiri yang rapuh.

Kamsiah tidak perlu lagi khawatir. Pemerintah akan menggantikan rumahnya itu yang lebih layak lagi.

Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan), Andi Ikhwan Burhanuddin mengutarakan, kalau bedah rumah ada dua sumber anggaranya. Pertama DAK (Dana Alokasi Khusus) itu sasarannya kota kumuh artinya dalam kota saja, kalau dana APBN peruntukannya di desa-desa. Itu aspirasi anggota DPR.

Untuk tahun 2020 Bone dapat 1000 yang tersebar dibeberapa kecamatan. Khusus Kecamatan lamuru tidak ada pengusulan sampai sekaeang. Sebab, itu tergantung respons desa. Karena prosedurnya itu dari desa. Setelah datanya masuk dikirim ke Jakarta. Kalau tidak ada dikasih masuk desanya, itu tidak dapat.

"Kalau lamuru saya tidak tau apakah kasih masuk atau tidak. Tetapi kalau warga yang roboh rumahnya di Lamuru sudah ada timku ke sana," ujarnya.

"Kalau bisa didanai dari APBD, langsung kita sentuh. Yang insidentil itu dari APBD dipakai. Kalau cukup ini anggaran APBD akan ditangani cepat," sambungnya berjanji. (agung/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan