FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Hobi masyarakat di Kota Makasaar yang bersepeda, seakan tidak ada basi habisnya. Anak-anak hingga orang dewasa menyukai jenis olahraga itu.
Namun sebaiknya anda jangan lengah. Pelaku kejahatan juga menyasar siapa saja yang ada di jalan. Termasuk bagi pengendara sepeda.
Ponsel maupun barang berharga lainnya sebaiknya patut dijaga baik, agar tidak jadi korban begal. Sebaiknya pula disediakan tempat, agar segala barang berharga yang dibawa bisa aman dan tidak mudah diambil orang lain.
"Sebaiknya hati-hati bawa sepeda. Apalagi bagi warga yang membawa sepeda Brompton. Bawaannya pasti itu orang yang berada. Jaga barang bawaan anda. Terutama ponsel," kata Staf Khusus Wapres, Sukriansyah S Latief, Selasa (13/10/2020).
Pria yang akrab disapa Sukri ini, mengaku prihatin dengan peristiwa pembegalan di Jalan Bone Rate pada pagi hari tadi. Korbannya adalah seorang pesepeda yang berprofesi sebagai pegawai bank.
Sukri juga dikenal sebagai orang yang hobi berolahraga sepeda. Dia pun saling mengingatkan agar para pesepeda, agar berhati-hati barang berharga saat bersepeda di jalan.
"Hati-hatiki. Jangan lengah. Zaman sekarang pesepeda jadi sasaran pelaku begal. Peristiwa itu tadi pagi saya lihat. Sungguh berbahaya," tambah Sukri, mantan Pimpinan Redaksi Harian Fajar ini.
Dia mengaku prihatin saat melihat peristiwa begal ponsel yang dialami oleh pesepeda tadi. Beruntung barang berharganya itu masih sempat terselamatkan.
Pelakunya sendiri bernama Ismail, 22 tahun. Dia memanfaatkan saat korban yang sedang bersepeda mulai lengah karena situasi saat itu sedang aman dan bisa beraksi.
Kapolres Pelabuhan, AKBP Muh Kadarislam, mengatakan, awalnya korban sedang melintas di Jalan Sulawesi ke Jalan Bone Rate. Di sana, pelaku sudah mengintai dari kejauhan.
"Pelaku mencoba mengambil ponsel yang berada di kantong belakang korban. Spontan korban langsung menendang pelaku, yang mengendarai motor dan dikepung oleh teman-teman korban yang lain," katanya kepada wartawan.
"Pelaku sudah beraksi dua kali. Dia bawa senjata tajam jenis badik. untuk jaga-jaga. Tapi ketika dia mengambil barang korban, tidak digunakan senjatanya," sambung perwira polisi dua melati ini.
Pelaku Ismail pun terisak di depan polisi. Dia terpaksa melakukan itu karena himpitan ekonomi. Dia tak tahu harus mendapat uang dari mana. Sementara sebentar lagi, istrinya akan melahirkan anak pertama.
"Apalagi istri saya mau melahirkan komandan. Saya malah dipenjara. Anak pertama saya yang sebentar lagi akan lahir," kata Ismail sambil tertunduk di depan polisi.
Saat menyantap makan pun, Ismail tidak doyan. Harapan untuk melihat wajah mungil anak pertamanya terlahir di dunia, tak disambut oleh sang ayah karena terlibat dalam tindak kriminal.
"Saya menyesal sekali komandan," tambah Ismail, saat ditanya usai santap siang khusus para tahanan. (Ishak/fajar)