FAJAR.CO.ID, BOGOR—Percepatan diversifikasi pangan dengan target menurunkan konsumsi beras dan meningkatkan konsumsi pangan lokal memerlukan langkah nyata. Termasuk melalui sinergi bersama multi sektoral.
Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng asosiasi yang bergerak di bidang pengembangan komoditas pangan serta praktisi di bidang teknologi pangan. Itu dilakukan dalam bentuk penandatangan nota kesepahaman.
MoU ini melibatkan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan dengan Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), Masyarakat Sagu Indonesia (MASSI) dan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (Patpi). Nota kesepahaman ini terkait pengembangan industri pengolahan singkong dan sagu sebagai sumber karbohidrat non beras.
Kepala BKP, Agung Hendriadi mengatakan, penandatanganan MoU di Bogor pada Kamis, 15 Oktober itu selaras dengan penegasan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, SYL meminta semua pihak bersinergi dalam memperkuat gerakan diversifikasi pangan, sehingga ketahanan pangan dapat terus terjaga.
"Saya harap kita semua mengambil peran dalam upaya diversifikasi ini, saya yakin MSI dan MASSI dapat menggerakkan. Kita akan bersinergi untuk mempercepat upaya diversifikasi pangan," katanya.
Komitmen ini merupakan upaya bersama dalam pengembangan industri pengolahan singkong dan sagu sebagai sumber karbohidrat non beras yang meliputi pemasyarakatan, penyediaan bahan baku, penyediaan dan pemanfaatan tekhnologi, penyediaan tenaga ahli dan supervisi pembangunan industri, pengembangan pemasaran produk serta penyediaan data dan informasi.
Selain kampanye untuk mengedukasi masyarakat, Agung menyebut akan menggalakkan diversifikasi pangan dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap produk pangan lokal. "Untuk meningkatkan aksesibilitas, pertama kita lakukan peningkatan produksi. Tentunya nanti akan didukung oleh Ditjen teknis terkait," jelasnya.
Hal penting yang mendapat perhatiannya adalah pengembangan UMKM. Khususnya bagaimana meningkatkan kapasitas produksi serta penjualan melalui marketplace yang nantinya akan memudahkan masyarakat mendapatkan pangan lokal. "Kita bina UMKM pangan lokal, bagaimana membranding produk serta packaging pangan lokal dan manfaatkan KUR untuk pengembangan usaha" ujarnya.
Ketua MSI Arifin Lambaga menyatakan kesiapannya mendukung upaya diversifikasi pangan ini, dengan melakukan pendampingan kepada petani agar produktivitasnya meningkat. "Saat ini produksi 25-30 ton per hektare, kita rencanakan peningkatan produksi hingga 40-50 ton per hektare. Angka ini sebetulnya sudah dicapai di beberapa wilayah, namun kita akan terus tingkatkan," ungkapnya. (amr)