NZ pun menyambutnya dengan baik dan mempersilakan A masuk dan duduk di ruang kerjanya.
Semula, percakapan antara keduanya hanya seputar biaya dan persyaratan pengurusan SIM oleh A di Polres Takalar.
"Berapa biayanya? tanya A.
Namun NZ menepis lantaran dia tidak tahu biaya pengurusan SIM. Perwira ini hanya menyarankan A pergi ke pelayanan SIM.
Namun A justru tidak ke sana. Malahan dia memperpanjang percakapan santai dengan NZ.
Berselang beberapa menit, sesuatu yang dianggap aneh pun terjadi. Pengakuan NZ, perempuan A ini berdiri dari tempat duduknya lalu mendekati dan memeluk NZ.
"Duduk duduk mi dulu" kata A, sambil memeluk dan memegang kelamin NZ.
NZ langsung menepis tangan A yang memegang kelaminnya itu.
"Ih kenapa begini?" tanya NZ kepada A.
Takut hal yang tidak diinginkan terjadi di ruang kerjanya, NZ pun mempersilakan A untuk segera pulang.
"Pulang mki" katanya.
Bukannya pulang, A justru masuk ke toilet yang ada di dalam ruang kerja NZ.
NZ pun menghampiri di toilet itu dan kembali meminta A untuk segera pulang saja.
NZ pun sadar. Si A yang awalnya hanya ingin bertanya soal SIM, malah memeluk dan memegang kelaminnya di ruang kerjanya.
Apalagi, NZ mengaku diajak oleh A untuk janjian bertemu di Makassar. Namun NZ menolak dengan halus. Pikiran negatif NZ pun muncul.
"Saya takut berpikir. Wah! perempuan kayaknya ada yang suruh atau bagaimana," tanya NZ dalam hatinya, yang dia curahkan ke dalam rekaman suara ini.
"Nanti kita lihat waktu kalau ada kesempatan" kata NZ kepada A.
Berselang beberapa hari, NZ mendapat kabar di beberapa pemberitaan bahwa dia telah melecehkan A di ruang kerjanya.