Kongkritnya, Suwandi membeberkan yakni Kementan menerapkan konsep pertanian yang maju, mandiri dan modern. Adapun praktik di lapangan di antaranya penggunaan bibit unggul, pupuk berkualitas, mekanisasi pertanian modern yang mempercepat olah tanah, tanam dan panen, bantuan asuransi pertanian dan pendampingan yang masif.
“Sesuai arahan Mentan SYL, kami terus terjun ke lapangan, tidak hanya sekAdar memonitor tapi memastikan langsung dan cepat mengambil langkah nyata jika terdapat lahan yang belum melakukan pengolahan dan penanaman,” ujarnya.
Langkah lainnya, lanjut dia, yakni percepatan olah tanah pada lahan tadah hujan, lahan kering dan sawah di lokasi yang sudah siap airnya didukung modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Kementan bersama pihak perbankan memudahkan petani untuk memperoleh modal, sehingga usaha pertanian semakin mudah dan mandiri,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, sektor pertanian di tengah pandemi Covid-19 menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II/2020 yang mengalami penurunan sebesar 4,19 persen (qtq) dan secara year on year (yoy) turun 5,32 persen.
Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian tumbuh 16,24 persen pada kuartal II/2020 (qtq) dan bahkan secara yoy, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19 persen. (din/fin)