Kementerian PUPR Target Selesaikan 4 Bendungan Akhir Desember, Salah Satunya Passelloreng

  • Bagikan
Nampak lokasi megaproyek Bendungan Paselloreng di Desa Arajang Kecamatan Gilireng Kabupaten Wajo, yang diabadikan menggunakan drone. (FOTO : IMAN SETIAWAN P/FAJAR)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menargetkan penyelesaian empat bendungan baru pada akhir Desember untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, potensi air di Indonesia cukup tinggi sebesar 2,7 triliun meter kubik per tahun. Dari volume tersebut, air yang bisa dimanfaatkan sebesar 691 miliar meter kubik per tahun. Saat ini yang sudah dimanfaatkan sekitar 222 miliar meter kubik per tahun untuk berbagai keperluan. Seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan, dan irigasi.

”Dengan potensi tersebut, keberadaannya tidak sesuai dengan ruang dan waktu. Sehingga, kita membutuhkan tampungan-tampungan air baru,” ujar Basuki seperti dilansir dari Antara di Jakarta, Minggu. (18/10).

Dengan begitu, lanjut Menteri PUPR, pada musim hujan air ditampung untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Itulah gunanya bendungan dan embung/setu untuk menambah tampungan air.

Sementara itu, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengungkapkan, empat bendungan yang merupakan Program Strategis Nasional (PSN) pemerintah yang akan rampung pada akhir Desember 2020.

”Melalui percepatan pelaksanaan pekerjaan, empat bendungan yang akan selesai tersebut adalah Bendungan Tapin, Tukul, Napun Gete, dan Passeloreng,” kata Jarot.

Bendungan pertama yang telah rampung 100 persen konstruksinya, yakni Bendungan Paselloreng dengan luas genangan 1.892 hektare dan kapasitas tampung 138 juta meter kubik untuk mengairi 8.510 hektare sawah. Pembangunannya dikerjakan PT Wijaya Karya–PT Bumi Karsa, KSO (Kerja Sama Operasi) dengan biaya konstruksi Rp 753,4 miliar.

Bendungan lain yang juga akan rampung pada Desember berada di Provinsi Jawa Timur. Yakni, Bendungan Tukul dengan daya tampung 8.68 juta meter kubik diproyeksikan untuk untuk mensuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter per detik. Pembangunan Bendungan Tukul dimulai sejak 2013 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya dan biaya konstruksi sebesar Rp 904 miliar. Selain itu, Bendungan Tapin di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang memiliki kapasitas tampung 56,77 juta meter kubik. Layanan irigasi yang diberikan utamanya di Kabupaten Tapin sebesar 5.472 hektare.

”Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) rencananya dapat dilakukan pengisian air (impounding) pada Desember. Diharapkan dengan selesainya bendungan ini dapat mengurangi kerentanan ekonomi akibat kelangkaan air,” terang Jarot.

Menurut Jarot, penyelesaian pembangunan bendungan merupakan salah satu upaya struktural dalam pengelolaan air dan pengurangan risiko banjir, di samping adanya upaya non struktural/non fisik seperti sinergi antar Kementerian/Lembaga dan komunitas peduli sungai, penghijauan kawasan hulu sungai, serta edukasi kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai. (jpc/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan