“Jadi kesucian NU yang selama ini saya kenal itu seakan-akan gak ada sekarang ini,” tambah Gus Nur.
Gus Nur menganalogikan KH Said Aqil Siradj sebagai sopir bis umum. Kodekturnya adalah Ketua Umum Banser yang juga anggota DPR RI, Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut. Sedangkan keneknya adalah Abu Janda dan penumpanya liberal dan sekuler.
“Bisa jadi keneknya itu Abu Janda, bisa jadi kondekturnya Gus Yaqut, gitu. Dan sopirnya KH Aqil Sirodj. Nah, penumpangnya liberal, sekuler, macem-macem. PKI numplek di situ,” kata Gus Nur.
Gus Nur mengaku memberontak lantaran NU sekarang sudah berubah. Sudah banyak yang merokok, dangdutan, dan minum.
“Selama ini gak ada setahu saya gitu, merokok, minum campur di situ. Ah pusing, akhirnya saya turun dari bis itu,” katanya.
“Dan tiba-tiba saya berontak. Ada kiyai yang selama ini saya hormati tiba-tiba keluar masuk Istana, keluar masuk ke ranah kekuasaan, udah main duit, main money politik,” tambahnya.
Karena memberontak, akhirnya Gus Nur mengaku dituduh memusuhi NU, dituduh menyerang NU hingga dilaporkan oleh NU. Bahkan dia divonis penjara selama 1,5 tahun karena dianggap menghina NU.
“Disidang gara-gara NU, diketok palu 1,5 tahun gara-gara saya menghina NU,” imbuhnya.
Meski memberontak dan divonis 1,5 tahun penjara, Gus Nur menyebut hatinya tetap NU.
“Kalau mungkin dibelah dada saya, gak mungkin Syiah, Muhammadiyah gak mungkin kayaknya, HTI gak mungkin kayaknya, paling NU,” sebtutnya.
“Tapi NU yang sekarang ini saya benar-benar tidak hormat, tidak respek sama sekali,” tandas Gus Nur. (PojokSatu)